Pola Asuh Permisif— Halo Sobat Mada! Zaman yang semakin modern ini, banyak perkembangan pengetahuan dalam pola asuh anak. Karena mendidik anak adalah tanggung jawab besar yang membutuhkan pendekatan tepat agar anak tumbuh menjadi pribadi yang sehat secara emosional, mental, dan sosial.
Sobat Mada ada beberapa pendekatan yang dapat kalian lakukan sebagai orang tua dalam menerapkan parenting anak, salah satunya adalah dengan menekankan atau mengimplementasikan dengan pola asuh permisif. Nah, dalam artikel kali ini akan di bahas lebih mendalam mengenai pendekatan parenting di mana menggunakan pendekatan permisif.
selian itu, Artikel ini akan membahas lebih dalam mengenai pola asuh permisif, ciri-cirinya, dampaknya bagi anak, serta tips untuk menghindarinya. Yuk simak ulasannya untuk Anda!
Apa yang Dimaksud Pola Asuh Permisif?
Pola asuh permisif merupakan gaya dalam pengasuhan di mana orang tua akan lebih bersikap longgar terhadap aturan, toleran bahkan tidak tegas dalam menetapkan berbagai batasan untuk anak. Berbanding terbalik dengan pola asuh otoriter, orang tua permisif lebih mengedepankan peran orang tua sebagai anak dalam membimbing serta mengarahkan.
Mereka cenderung menghindari konfrontasi, membiarkan anak melakukan apa pun yang diinginkan, serta jarang memberikan konsekuensi terhadap perilaku yang salah.
Gaya pengasuhan ini tercipta karena memang berabagai alasan, faktor utamanya rasa trauma efek pola asuh masa lalu, dan biasanya pola asuh semacam ini timbul akibat faktor otoriter. Karena pada umumnya, orang tua zaman dahulu banyak mendidik anak secara otoriter. Nah, keinginan tersebut untuk menghilangkan pola asuh otoriter.
Atau Gaya pengasuhan ini biasanya muncul karena berbagai alasan, seperti rasa bersalah akibat kesibukan, trauma masa lalu, atau keinginan untuk membuat anak bahagia setiap saat. Namun, niat baik ini justru bisa menimbulkan tantangan baru dalam perkembangan anak.
Baca Juga : 14 Cara Belajar untuk Meningkatkan Konsentrasi Belajar SiswaÂ
Ciri-ciri Pola Asuh Permisif
Halo Sobat Mada Agar lebih mudah mengenali pola asuh permisif, berikut adalah beberapa ciri utamanya:
1.  Minimnya Aturan yang Tegas
Sebagai orang tua permisif, mereka akan jarang membuat peraturan rumah tangga secara konsisten, sehingga anaknya akan sedikit memiliki kebebasan. Jika ada pun maka aturan tersebut biasanya dilanggar tanpa konsekuensi yang jelas.
2.  Membiarkan Anak Mengambil Keputusan Sepenuhnya
Anak diberi kebebasan penuh untuk menentukan apa yang ingin dilakukan, kapan tidur, makan, belajar, dan lainnya tanpa bimbingan atau pengarahan dari orang tua. Biasanya para orang tua ini telah lelah dari rutinitas pekerjaan sehingga akan menerapkan sistem pola asuh tersebut
3.  Menghindari Konfrontasi
Disinilah hal yang paling mencolok terhadap anak, Orang tua lebih memilih untuk mengalah demi menjaga suasana harmonis dari pada menegur atau menghukum anak ketika berbuat salah. Sehingga dampaknya akan timbul rasa berani membantah terhadap orang tua.
4.  Sering Memberikan Hadiah sebagai Ganti Aturan
Mereka lebih senang ketika mendidik anak dengan memberikan sebuah hadiah agar anak mau menurut, bahkan apa yang diinginkan seorang anak selalu dituruti. Mereka lebih menyimpelkan suatu masalah, agar tidak berkepanjangan. Namun tanpa disadari hal itu justru memunculkan sebuah masalah baru.
5.  Mengandalkan Kasih Sayang tanpa Disiplin
Sebenarnya setiap orang tua memiliki rasa kasih sayang terhadap anaknya masing-masing. Namun mereka terkadang tidak mampu memberikan rasa keseimbangan dengan kedisiplinan serta tanggung jawab. Bahkan mereka terkadang tidak bisa membedakan hal mana yang baik dan benar.
Dampak Pola Asuh Permisif
Meskipun terlihat penuh kasih, parenting macam ini lmiliki berbagai dampak negatif terhadap perkembangan anak, antara lain:
1.  Kurangnya Kedisiplinan
Anak yang dibesarkan dengan pola tersebutfsering kesulitan mengikuti aturan, baik di rumah maupun di lingkungan sekolah. Mereka tidak terbiasa dengan struktur atau batasan.
2.  Masalah Pengendalian Diri
Karena tidak pernah diajarkan untuk menahan diri atau menerima konsekuensi, anak menjadi impulsif dan kurang mampu mengelola emosi atau keinginannya.
3.  Rendahnya Rasa Tanggung Jawab
Tanpa pembiasaan tanggung jawab, anak cenderung menjadi pribadi yang tidak bertanggung jawab terhadap tindakan atau tugas yang diberikan.
4.  Rendahnya Kecerdasan Sosial
Ketika anak terbiasa “selalu dituruti”, mereka mungkin kesulitan beradaptasi dalam lingkungan sosial yang membutuhkan kerja sama, empati, dan toleransi.
5.  Prestasi Akademik yang Menurun
Anak permisif kurang terbiasa dengan disiplin belajar dan manajemen waktu, yang berdampak negatif pada performa akademik.
Tips untuk Menghindari Pola Asuh Permisif
Menghindari pola asuh permisif bukan berarti menjadi otoriter, melainkan menciptakan keseimbangan antara kasih sayang dan aturan. Berikut adalah beberapa tips untuk menghindarinya:
1.  Buat Aturan yang Jelas dan Konsisten
Tetapkan aturan rumah yang mudah dipahami oleh anak dan konsisten dalam penerapannya. Jelaskan alasan di balik aturan tersebut agar anak lebih memahami pentingnya disiplin.
2.  Berikan Konsekuensi yang Masuk Akal
Ajarkan bahwa setiap tindakan memiliki konsekuensi. Misalnya, jika anak tidak menyelesaikan tugas, ia tidak diizinkan bermain game hari itu.
3.  Dengarkan Anak, Tapi Tetap Tegas
Dalam hal ini, maka orang tua harus mendengarkan anak dengan seksama karena disinilah akan terjadi ikatan antara batin anak dan orang tua, sehingga anak merasa sangat dihargai serta diberikan kasih sayang. Namun, perlu diketahui bahwa harus tetap memberikan batasan dan kompromi terhadap anak, karena agar mereka tetap ada rasa hormat kepada orang tua.
4.  Jadilah Teladan
Anak belajar dari contoh. Jika orang tua disiplin, bertanggung jawab, dan konsisten dalam perkataan serta tindakan, anak pun akan meniru hal yang sama.
5.  Tunjukkan Kasih Sayang dengan Pendampingan
Cinta tidak selalu berarti menuruti semua keinginan anak. Tunjukkan kasih sayang dengan meluangkan waktu bersama, mendengarkan keluh kesahnya, dan membimbingnya saat mengambil keputusan.
6.  Pelajari Pola Asuh Positif
Terus tingkatkan pengetahuan tentang parenting, seperti pola asuh otoritatif, yang menggabungkan kasih sayang dengan batasan tegas dan terbukti paling efektif dalam mendukung tumbuh kembang anak.
Pola asuh yang tepat tidak hanya membentuk perilaku anak hari ini, tetapi juga menentukan masa depan mereka. Dengan mengenali pola asuh permisif dan berusaha menghindarinya, kita dapat menciptakan lingkungan yang mendukung tumbuh kembang anak secara sehat, seimbang, dan bertanggung jawab.
Tidak ada orang tua sempurna!
Mendidik anak memiliki tantangan tersendiri sebagai orang tua, maka diperlukan sebuah pengetahuan untuk menerapkan sistem pendekatan terhadap pola asuh anak. Sistem orang tua permisif memang memiliki kekurangan, karena pola ini sangat menjadikan peran orang tua sahabat. Jika tidak dibatasi maka anak tidak ada rasa sungkan kepada orang tua.








