Hari Sumpah Pemuda Libur atau Tidak? Simak Penjelasan di Sini

Hari Sumpah Pemuda Libur atau Tidak?

Menjelang tanggal peringatan tersebut, banyak masyarakat yang penasaran dan bertanya-tanya, Hari Sumpah Pemuda libur atau tidak? Pertanyaan ini muncul karena beberapa hari nasional lainnya memang ditetapkan sebagai hari libur oleh pemerintah. Hari Sumpah Pemuda merupakan salah satu peristiwa bersejarah yang diperingati setiap tanggal 28 Oktober. Momen ini menjadi simbol persatuan dan semangat juang pemuda Indonesia dalam memperjuangkan kemerdekaan.

Penentuan hari libur nasional di Indonesia diatur secara resmi melalui Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri yang diterbitkan setiap tahun. SKB tersebut melibatkan Menteri Agama, Menteri Ketenagakerjaan, serta Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PAN-RB). Melalui keputusan inilah masyarakat dapat mengetahui daftar lengkap hari libur nasional dan cuti bersama yang berlaku di seluruh Indonesia.

Namun, berdasarkan keputusan dalam SKB 3 Menteri, Hari Sumpah Pemuda tidak termasuk dalam daftar hari libur nasional. Artinya, pada tanggal 28 Oktober kegiatan sekolah, perkantoran, dan instansi pemerintah tetap berlangsung seperti biasa.

Meski begitu, semangat peringatan Hari Sumpah Pemuda tetap dirayakan di berbagai tempat. Melalui upacara, kegiatan sosial, serta acara kebangsaan untuk mengenang perjuangan para pemuda Indonesia. Simak penjelasan lengkapnya agar Sobat Mada tidak keliru memahami makna penting hari bersejarah ini!

Hari Sumpah Pemuda Libur atau Tidak?

Peringatan Hari Sumpah Pemuda bukan termasuk hari libur nasional. Penetapan ini merujuk pada Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 316 Tahun 1959. Menetapkan Hari Sumpah Pemuda sebagai hari nasional untuk memperingati peristiwa bersejarah bagi bangsa Indonesia. Akan tetapi tidak menjadikannya sebagai hari libur resmi.

Sejalan dengan keputusan tersebut, Surat Keputusan Bersama (SKB) 3 Menteri mengenai Hari Libur Nasional dan Cuti Bersama Tahun 2025 juga tidak mencantumkan Hari Sumpah Pemuda dalam daftar hari libur ataupun cuti bersama. Selain itu, berdasarkan kalender Masehi, tanggal 28 Oktober 2025 jatuh pada hari Selasa, bukan akhir pekan, sehingga tidak termasuk dalam kategori hari libur.

Oleh karena itu, aktivitas di sekolah, kantor, maupun instansi pemerintahan tetap berjalan normal pada tanggal 28 Oktober 2025. Meski demikian, momen peringatan Hari Sumpah Pemuda tetap menjadi kesempatan penting untuk menumbuhkan kembali semangat persatuan dan nasionalisme di kalangan masyarakat Indonesia.

Latar Belakang Hari Sumpah Pemuda

Menurut laman Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kabupaten Lamongan. Sumpah Pemuda lahir dari Kongres Pemuda II yang diselenggarakan pada 28 Oktober 1928. Sebelum momen bersejarah itu, semangat persatuan telah digagas melalui Kerapatan Besar Pemuda atau Kongres Pemuda I yang berlangsung pada 30 April hingga 2 Mei 1926 di Batavia (Jakarta).

Tujuan utama kongres pertama ini adalah untuk menyatukan berbagai organisasi kepemudaan yang tersebar di Indonesia. Walaupun belum menghasilkan keputusan bersama, kongres tersebut berhasil menumbuhkan kesadaran akan pentingnya persatuan dengan gagasan satu nusa, satu bangsa, dan satu bahasa.

Dua tahun kemudian, semangat persatuan itu kembali diwujudkan melalui Kongres Pemuda II yang diprakarsai oleh Persatuan Pemuda Pelajar Indonesia (PPPI). Panitia penyelenggara mengadakan serangkaian rapat dengan mengundang berbagai organisasi pemuda dari seluruh penjuru tanah air. Dari hasil musyawarah tersebut, ditetapkan bahwa Kongres Pemuda II akan dilaksanakan pada 27–28 Oktober 1928.

Dalam pelaksanaannya, kongres ini dibagi menjadi tiga sesi rapat. Rapat pertama membahas arti penting persatuan bangsa yang disampaikan oleh Muhammad Yamin, yang menekankan bahwa kesatuan Indonesia dapat diperkuat melalui persamaan kultur, bahasa, dan hukum adat.

Rapat kedua berfokus pada pentingnya pendidikan bagi generasi muda agar tumbuh menjadi pribadi yang mencintai tanah air tanpa adanya paksaan. Sedangkan rapat ketiga menyoroti peran gerakan kepanduan sebagai wadah pembentukan semangat kebangsaan di kalangan pemuda.

Puncak dari Kongres Pemuda II ditandai dengan diperdengarkannya lagu “Indonesia Raya” ciptaan Wage Rudolf Supratman, yang kemudian diikuti pembacaan Ikrar Sumpah Pemuda oleh ketua panitia Sugondo Djojopuspito dan disambut penuh semangat oleh seluruh peserta kongres.

Apa Saja Makna dari Sumpah Pemuda?

Makna dari setiap butir dalam teks Sumpah Pemuda mengandung nilai-nilai persatuan yang mendalam bagi bangsa Indonesia. Mengutip dari laman Universitas PGRI Yogyakarta, isi Sumpah Pemuda mencerminkan semangat kebangsaan yang harus terus dijaga oleh generasi penerus.

1. Satu Tanah Air Indonesia

Bermakna bahwa seluruh pemuda Indonesia, tanpa memandang perbedaan suku, agama, maupun daerah asal, mengakui memiliki tanah air yang sama, yakni Indonesia. Nilai ini menegaskan pentingnya rasa cinta dan tanggung jawab untuk menjaga serta menghormati tanah air tempat kita berpijak.

2. Satu Bangsa Indonesia

Menekankan arti pentingnya persatuan di tengah keragaman budaya, etnis, dan sosial. Meskipun berbeda-beda, seluruh rakyat Indonesia tetap merupakan bagian dari satu kesatuan bangsa yang utuh bangsa Indonesia.

3. Satu Bahasa Indonesia

Mengandung makna bahwa bahasa Indonesia berperan sebagai bahasa pemersatu yang menghubungkan seluruh rakyat dari berbagai daerah di Nusantara. Penggunaan satu bahasa nasional ini diharapkan dapat mempererat rasa kebersamaan, memudahkan komunikasi, serta memperkuat ikatan persaudaraan antarwilayah.

Fakta Hari Sumpah Pemuda 28 Oktober

1. Rapat Pertama Diselenggarakan di Lapangan Banteng

Menurut laman resmi Museum Sumpah Pemuda Kemdikbud, rapat pertama Kongres Pemuda II berlangsung pada 27 Oktober 1928 di Lapangan Banteng, tepatnya di Gedung Katholieke Jongenlingen Bond (KJB). Gedung ini dipilih karena memiliki aula yang cukup luas untuk menampung ratusan peserta. Kini, kawasan Lapangan Banteng lebih dikenal sebagai lokasi berbagai acara nasional berskala besar.

2. Hanya Enam Perempuan yang Hadir dalam Kongres Pemuda II

Dalam buku Sejarah Indonesia untuk SMK Kelas X Semester Ganjil karya Fatayat Ridlo Muntasih dijelaskan bahwa dari sekitar 700 peserta kongres, hanya 82 orang yang tercatat hadir, dan di antaranya hanya enam peserta perempuan. Mereka adalah Dien Pantow, Emma Poeradiredja, Jo Tumbuan, Nona Tumbel, Poernama Woelan, dan Siti Soendari.

3. Bahasa Belanda Masih Mendominasi

Sebagian besar pembicara dalam Kongres Pemuda II menggunakan bahasa Belanda, sebagaimana disebutkan dalam laman resmi Bawaslu. Salah satunya adalah Siti Soendari yang menyampaikan pidatonya dalam bahasa tersebut. Bahkan, notulen rapat juga ditulis menggunakan bahasa Belanda. Meski begitu, Mohammad Yamin yang fasih berbahasa Melayu bertugas sebagai sekretaris sekaligus penerjemah selama kongres berlangsung.

4. Sumpah Pemuda Awalnya Belum Memiliki Nama Resmi

Masih dari sumber yang sama, rumusan ikrar yang dibacakan dalam kongres sebenarnya belum memiliki nama “Sumpah Pemuda”. Istilah tersebut baru digunakan beberapa hari setelah kongres berakhir, untuk menandai semangat persatuan yang lahir dari peristiwa bersejarah tersebut.

5. Lagu Indonesia Raya Pertama Kali Diperdengarkan

Pada 28 Oktober 1928, lagu Indonesia Raya karya Wage Rudolf Supratman untuk pertama kalinya diperdengarkan di Gedung Indonesische Clubgebouw menggunakan alat musik biola tanpa lirik. Momen ini disambut meriah oleh seluruh peserta kongres karena menjadi simbol lahirnya semangat kebangsaan Indonesia.

6. Larangan Mengucapkan Kata “Merdeka”

Selama kongres berlangsung, peserta tidak diperbolehkan mengucapkan kata “merdeka” karena pengawasan ketat dari kepolisian Belanda. Hal inilah yang menyebabkan lagu Indonesia Raya hanya dimainkan dengan iringan biola tanpa dinyanyikan, agar tidak menimbulkan kecurigaan pihak penjajah.

7. Gedung Kongres Pemuda II Kini Jadi Museum

Kongres Pemuda II diadakan di Gedung Indonesische Clubgebouw yang beralamat di Jalan Kramat Raya No. 106, Jakarta Pusat. Berdasarkan catatan Museum Sumpah Pemuda Kemdikbud, gedung tersebut dipugar oleh Pemda DKI Jakarta pada 3 April 1973 dan rampung pada 20 Mei 1973. Setelah selesai dipugar, bangunan bersejarah itu diresmikan sebagai Museum Sumpah Pemuda.

8. Teks Sumpah Pemuda Dirumuskan oleh Mohammad Yamin

Dalam buku Multidimensi Ketahanan Nasional karya M. Bambang Pranowo, disebutkan bahwa Mohammad Yamin merumuskan teks Sumpah Pemuda secara spontan di selembar kertas saat mendengarkan pidato Mr. Sunario pada hari terakhir kongres. Naskah tersebut kemudian diserahkan kepada ketua kongres, Soegondo Djojopoespito, untuk dibacakan dan disahkan sebagai Ikrar Sumpah Pemuda yang kita kenal hingga kini.

Baca Juga: Kapan Hari Sumpah Pemuda? Berikut Tanggal & Sejarahnya

Semangat Pemuda yang Tak Pernah Padam

Peringatan Hari Sumpah Pemuda setiap tanggal 28 Oktober menjadi pengingat akan semangat persatuan dan perjuangan generasi muda Indonesia dalam menyatukan bangsa. Meski telah berlalu hampir satu abad, nilai-nilai yang terkandung di dalamnya tetap relevan hingga kini mendorong generasi muda untuk terus berkontribusi bagi kemajuan negeri, menjaga persaudaraan, serta memperkuat rasa cinta tanah air. Semangat “Satu Nusa, Satu Bangsa, dan Satu Bahasa” menjadi bukti bahwa kekuatan Indonesia ada pada kebersamaan.

Itulah penjelasan lengkap mengenai sejarah, fakta, dan makna di balik peringatan Hari Sumpah Pemuda. Jadi, sudah tahu kan Hari Sumpah Pemuda libur atau tidak? Yuk, bagikan artikel ini ke teman-teman Sobat Mada agar semakin banyak yang memahami arti penting hari bersejarah ini bagi perjalanan bangsa Indonesia!

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top