Hari Koperasi Nasional 2025 kembali hadir sebagai pengingat pentingnya peran koperasi dalam membangun ekonomi rakyat. Koperasi bukan cuma soal simpan-pinjam atau tempat belanja murah, tapi juga simbol semangat gotong royong dan kemandirian ekonomi. Di tengah zaman serba digital kayak sekarang, koperasi tetap relevan dan justru punya peluang besar untuk berkembang lebih modern dan inklusif.
Tahun ini, semangat Hari Koperasi dibawa lewat tema yang menekankan inklusi, kolaborasi, dan transformasi digital. Berbagai kegiatan pun digelar untuk memperkenalkan koperasi secara lebih dekat ke masyarakat, terutama generasi muda. Mulai dari seminar, pelatihan UMKM, sampai kampanye media sosial. Intinya, koperasi bukan lagi konsep lama, tapi bisa jadi solusi masa depan yang keren dan berkelanjutan.
Nah, daripada cuma penasaran, yuk, Sobat Mada, simak artikel ini sampai akhir! Kita bakal bahas lebih lanjut soal tema lengkap Hari Koperasi Nasional 2025, sejarah di balik penetapan tanggal 12 Juli, dan peran penting koperasi dalam ekonomi Indonesia dari dulu sampai sekarang.
Apa itu Hari Koperasi Nasional?
Hari Koperasi Nasional adalah hari penting yang diperingati setiap tanggal 12 Juli di Indonesia. Pada hari ini, kita mengenang lahirnya gerakan koperasi—yaitu sebuah usaha bersama yang dibuat untuk membantu satu sama lain, terutama dalam bidang ekonomi. Koperasi itu mirip seperti kerja kelompok, tapi tujuannya untuk saling bantu supaya semua anggotanya bisa sejahtera.
Tanggal 12 Juli dipilih karena pada hari itu, tahun 1947, diadakan Kongres Koperasi Indonesia pertama di Tasikmalaya. Dalam kongres ini, banyak tokoh bangsa berkumpul dan membahas bagaimana koperasi bisa membantu kehidupan masyarakat Indonesia. Salah satu tokoh penting dalam koperasi adalah Bung Hatta, yang dikenal sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
Hari Koperasi Nasional juga mengajarkan kita tentang nilai-nilai seperti kerja sama, kejujuran, dan gotong royong. Nilai-nilai ini penting banget lho, buat kehidupan kita sehari-hari. Baik di sekolah, di rumah, maupun di masyarakat. Jadi, melalui koperasi, kita belajar untuk saling membantu dan tumbuh bersama.
Apa Tema Koperasi 2025?
Tema Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-78 tahun 2025 adalah “Koperasi Maju, Indonesia Adil Makmur.” Tema ini menggambarkan semangat untuk membangkitkan kembali kekuatan koperasi sebagai sistem usaha yang berlandaskan nilai gotong royong dan kekeluargaan. Sejalan dengan amanat UUD 1945 pasal 33 ayat 1.
Ketua Umum DEKOPIN, Bambang Haryadi, sebelumnya menyampaikan bahwa koperasi perlu dihidupkan kembali setelah sempat mengalami penurunan. Menurutnya, koperasi adalah alat penting untuk menciptakan keadilan sosial dan kesejahteraan bersama.
Ia juga mengingatkan bahwa tahun 2025 telah ditetapkan sebagai Tahun Koperasi Dunia oleh PBB, sehingga menjadi saat yang tepat untuk mendorong kebangkitan koperasi di Indonesia.
Baca Juga: Beasiswa BSI 2025: Syarat, Cara Daftar, dan Jadwal Lengkapnya
Apa Logo Tahun Koperasi 2025?
Logo resmi Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-78 telah diluncurkan dengan dominasi warna kuning dan merah, serta tulisan “Koperasi Maju Indonesia Adil Makmur” yang berdampingan dengan angka 78. Desain ini juga menampilkan unsur merah putih, mencerminkan semangat nasionalisme, nilai keadilan, dan kemakmuran dalam gerakan koperasi.
Logo ini tersedia secara gratis dan bisa diunduh melalui situs resmi DEKOPIN. DEKOPIN menganjurkan agar logo tersebut digunakan dalam seluruh rangkaian kegiatan Harkopnas di berbagai daerah. Dengan penggunaan simbol yang seragam, diharapkan semangat dan kesatuan gerakan koperasi semakin kuat serta mampu menjawab tantangan zaman.
Bagaimana Sejarah Singkat Koperasi di Indonesia?
Menurut informasi dari situs Dekopin.coop, awal mula koperasi di Indonesia dimulai pada 16 Desember 1886, ketika R. Aria Wiraatmadja, Patih Purwokerto, mendirikan Hulp en Spaarbank. Lembaga ini merupakan koperasi kredit ala Reiffeisen yang bertujuan membantu para priyayi agar terhindar dari jeratan rentenir. Inisiatif ini mendapat dukungan dari pemerintah kolonial Belanda dan menjadi bagian dari pelaksanaan politik etis.
Memasuki tahun 1908, koperasi mulai tumbuh sebagai gerakan rakyat dan terus berkembang di berbagai masa dalam sejarah Indonesia. Setelah Indonesia merdeka, berbagai gerakan koperasi yang sebelumnya tersebar akhirnya disatukan dalam Kongres Gerakan Koperasi Pertama yang digelar pada 12 Juli 1947 di Tasikmalaya, dan dihadiri oleh sekitar 500 utusan dari berbagai wilayah seperti Jawa, Sumatra, Kalimantan, dan Sulawesi.
Dalam kongres tersebut, para tokoh koperasi sepakat membentuk Sentral Organisasi Koperasi Rakyat Indonesia (SOKRI) sebagai wadah nasional bagi seluruh koperasi di Indonesia. Penetapan tanggal 12 Juli sebagai Hari Koperasi Indonesia sendiri baru ditetapkan dalam Kongres Kedua yang berlangsung pada 15–17 Juli 1953 di Bandung.
Dalam kongres ini pula, SOKRI berubah menjadi Dewan Koperasi Indonesia, dan Mohammad Hatta secara resmi dianugerahi gelar Bapak Koperasi Indonesia. Hingga saat ini, koperasi di Indonesia terus berkembang mengikuti perubahan zaman. Koperasi tak hanya bergerak di bidang simpan pinjam, tapi juga merambah sektor pertanian, industri, hingga jasa.
Peran koperasi pun semakin luas. Tidak hanya sebagai penggerak ekonomi rakyat, tetapi juga sebagai pilar penting dalam pembangunan nasional. Karena itu, Hari Koperasi Nasional ke-78 tahun 2025 menjadi momentum penting untuk kembali menguatkan peran koperasi dalam mendorong ekonomi dan kemajuan bangsa.
Rangkaian Kegiatan Hari Koperasi Nasional
Perayaan Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) ke-78 tidak hanya terbatas pada kegiatan seremonial semata, tetapi juga dirangkai dengan berbagai agenda yang berlangsung sepanjang Juli hingga Agustus 2025. Puncak acara akan dilaksanakan pada 12 Juli 2025, dan akan disertai dengan penyelenggaraan Harkopnas Expo yang digelar dari tanggal 11 hingga 13 Juli.
Beragam kegiatan telah dipersiapkan, termasuk Rapat Kerja Nasional DEKOPIN, seminar berskala nasional dan internasional yang diselenggarakan secara daring (webinar streaming), serta talk show interaktif yang membahas strategi penguatan koperasi di era digital selama dua bulan tersebut.
Selain itu, akan ada pula kegiatan sosial seperti pasar rakyat dan bhakti sosial yang tersebar di seluruh wilayah kerja DEKOPIN. Sebagai bentuk penghormatan terhadap sejarah koperasi di Tanah Air, juga akan dilakukan ziarah ke makam Bung Hatta di Jakarta serta ke makam para pahlawan nasional di berbagai daerah.
Peringatan Harkopnas ke-78 menjadi momen penting untuk membangkitkan kembali semangat kolektif dalam memajukan koperasi sebagai pilar ekonomi kerakyatan. Dengan tema, logo, dan susunan acara yang dirancang secara sistematis, peringatan ini diharapkan mampu memperkuat peran koperasi dalam mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan sejahtera.
Mengapa Pendidikan Koperasi Perlu Diadakan di Sekolah?
Pendidikan koperasi perlu diadakan di sekolah karena memiliki sejumlah manfaat penting bagi perkembangan peserta didik dan masa depan perekonomian bangsa. Berikut beberapa alasan utamanya:
1. Menanamkan Nilai-Nilai Koperasi Sejak Dini
Pendidikan koperasi membantu siswa memahami dan menghayati nilai-nilai seperti kebersamaan, tanggung jawab, demokrasi, solidaritas, dan keadilan sosial. Nilai-nilai ini sangat relevan untuk membentuk karakter yang kuat dan etis.
2. Mempersiapkan Generasi Pelaku Ekonomi yang Mandiri
Melalui pendidikan koperasi, siswa dikenalkan pada prinsip-prinsip usaha kolektif yang bisa menjadi alternatif model ekonomi di masa depan. Ini bisa menumbuhkan jiwa kewirausahaan sosial yang berorientasi pada kesejahteraan bersama, bukan sekadar keuntungan pribadi.
3. Mendorong Literasi Keuangan dan Ekonomi
Koperasi sebagai badan usaha melibatkan pengelolaan keuangan, pencatatan, dan pembagian hasil. Memahami sistem ini sejak dini dapat meningkatkan literasi keuangan siswa dan membekali mereka dengan pengetahuan praktis dalam kehidupan ekonomi.
4. Melatih Keterampilan Organisasi dan Kepemimpinan
Melalui koperasi sekolah, siswa dapat belajar menjalankan organisasi secara demokratis, mulai dari menyelenggarakan rapat anggota, memilih pengurus, hingga membuat laporan keuangan. Ini akan melatih keterampilan manajerial dan kepemimpinan mereka.
5. Menguatkan Ekonomi Komunitas
Pendidikan koperasi membuka wawasan tentang bagaimana koperasi berperan dalam mengurangi kesenjangan ekonomi dan memperkuat ekonomi berbasis komunitas. Siswa akan lebih peduli terhadap pembangunan ekonomi yang inklusif dan berkeadilan.
6. Menumbuhkan Semangat Gotong Royong
Koperasi merupakan bentuk nyata dari semangat gotong royong dalam praktik ekonomi. Mempelajarinya di sekolah bisa memperkuat budaya kolaboratif dan menumbuhkan kepedulian sosial.
Baca Juga: Kapan Beasiswa Unggulan 2025 Buka? – Jadwal, Syarat, Biaya Hidup
Pentingnya Pendidikan Koperasi di Sekolah
Pendidikan koperasi di sekolah bukan sekadar tambahan materi pelajaran, melainkan investasi jangka panjang untuk membentuk generasi yang memiliki jiwa kewirausahaan sosial, solidaritas tinggi, dan kemampuan ekonomi yang berkelanjutan.
Dengan memperkenalkan konsep koperasi sejak dini, siswa diajak memahami bahwa ekonomi tidak harus bersifat individualistis, melainkan bisa tumbuh melalui kerja sama, keadilan, dan kepedulian terhadap sesama. Inilah fondasi penting dalam membangun ekonomi kerakyatan yang kuat dan inklusif di masa depan.
Jika artikel ini dirasa bermanfaat, jangan ragu untuk membagikannya kepada teman, guru, atau komunitas pendidikan di sekitar Sobat Mada. Semakin banyak yang sadar akan pentingnya pendidikan koperasi, semakin besar pula peluang kita menciptakan generasi masa depan yang tidak hanya cerdas secara akademis, tetapi juga tangguh dalam membangun ekonomi berbasis nilai-nilai kebersamaan dan gotong royong.








