Sekolah Digital: Membantu Anak Belajar atau Justru Menambah Masalah?

-Presmada.com Sekolah Digital, Perkembangan teknologi membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan. Jika dulu proses belajar identik dengan papan tulis, buku cetak, dan tatap muka di kelas, kinisekolah digitalmulai menjadi bagian dari keseharian anak. Penggunaan gawai, platform belajar berani, hingga tugas berbasis aplikasi bukan lagi hal asing.

Di satu sisi, sekolah digital dianggap sebagai solusi modern yang memudahkan akses pendidikan dan membuat belajar lebih fleksibel. Namun di sisi lain, tidak sedikit orang tua dan guru yang mulai bertanya-tanya: apakahsekolah digitalbenar-benar membantu anak belajar, atau justru menambah masalah baru?

Sekolah Digital, Apa Sebenarnya yang Berubah?

Sekolah digitalpada dasarnya menggunakan teknologi sebagai media utama pembelajaran. Proses belajar-mengajar dilakukan dengan bantuan platform dare, aplikasi edukasi, video pembelajaran, hingga sistem ujian berbasis komputer.

Dalam praktiknya,sekolah digitaltidak selalu berarti belajar sepenuhnya dari rumah. Banyaksekolahyang mengombinasikan pembelajaran tatap muka dengan sistemdigital, misalnya pengumpulan tugas secara online atau penggunaan aplikasi sebagai pendamping materi di kelas.

Perubahan ini membuat cara belajar anak ikut bergeser. Anak dituntut lebih aktif mencari materi, memahami instruksi digital, dan mengatur ritme belajarnya sendiri.

Berbeda dengan Sekolah Konvensional, di sekolah konvensional anak terbiasa mendapatkan arahan langsung dari guru di kelas. Sementara dalam sistem digital, interaksi sering kali terjadi melalui layar. Guru tetap hadir, tetapi lebih banyak mengundang sebagai fasilitator.

Bagi sebagian anak, perubahan ini terasa menyenangkan. Namun bagi yang lain, justru membingungkan dan melelahkan. 

Baca Juga: Strategi Cerdas Menghadapi SBMPTN & Seleksi Masuk Perguruan Tinggi

Alasan Sekolah Digital Dianggap Membantu Anak

Tidak sedikit orang tua dansekolahmenilai kehadiransekolah digitalsebagai angin segar di dunia pendidikan. Di tengah tuntutan zaman yang serba cepat, sistem pembelajaran berbasis teknologi dianggap mampu menjawab kebutuhan anak masa kini. Bukan hanya soal mengikuti tren, tetapi juga tentang cara baru agar proses belajar terasa lebih relevan dan tidak ketinggalan zaman.

Bagi sebagian keluarga,sekolah digitalmenjadi bahkan solusi dari berbagai keterbatasan yang selama ini dihadapi dalam sistem pembelajaran konvensional. Ada beberapa alasan mengapasekolah digitaldianggap membantu anak: 

  1. Akses Materi Belajar Jadi Lebih Luas dan Merata

    Salah satu alasan utamasekolah digital dianggap membantu adalah kemudahan akses terhadap materi pembelajaran. Anak tidak lagi hanya bergantung pada buku paket atau catatan di kelas. Melalui platform digital, materi bisa diakses kapan saja dan dari mana saja.

    Bagi siswa yang tinggal di daerah dengan keterbatasan sumber belajar, sistem ini terasa sangat membantu. Video pembelajaran, modul digital, hingga latihan soal interaktif membuka peluang belajar yang sebelumnya sulit dijangkau. Anak bisa mendapatkan materi yang sama dengan siswa di sekolah unggulan, asalkan memiliki akses internet. Kondisi ini dinilai mampu memperkecil kualitas pendidikan, meski belum sepenuhnya merata.

  2. Belajar Bisa disesuaikan dengan Kecepatan Anak

    Setiap anak memiliki ritme belajar yang berbeda-beda. Ada yang cepat memahami pelajaran, ada pula yang membutuhkan waktu lebih lama. Dalam sistem sekolah digital, perbedaan ini relatif lebih terakomodasi.

    Materi yang tersedia secara digital bisa dipelajari berulang kali. Anak tidak perlu malu bertanya di depan kelas atau takut tertinggal. Jika belum paham, video bisa diputar ulang, modul bisa dibaca kembali, dan latihan soal bisa dikerjakan kapan saja. Bagi anak yang cenderung diam atau kurang percaya diri, model belajar seperti ini sering kali membuat mereka lebih nyaman.

  3. Metode Belajar Lebih Variatif dan Tidak Membosankan 

    Sekolah digital juga menawarkan variasi metode belajar yang lebih beragam. Materi tidak hanya disampaikan melalui teks, tetapi juga dalam bentuk video, animasi, kuis interaktif, hingga simulasi.

    Pendekatan ini dinilai lebih menarik, terutama bagi anak-anak yang mudah bosan dengan metode ceramah. Visual yang dinamis dan tampilan yang interaktif membuat pembelajaran terasa lebih hidup. Tak sedikit guru mengakui bahwa anak menjadi lebih antusias mengikuti pelajaran ketika materi dikemas dengan pendekatan digital yang kreatif.

  4. Melatih Kemandirian dan Tanggung Jawab Anak

    Sekolah digital menuntut anak untuk lebih mandiri. Anak belajar mengatur jadwal, mengingat jangka waktu tugas, serta bertanggung jawab terhadap proses belajarnya sendiri.

    Bagi sebagian orang tua, ini dianggap sebagai nilai tambah. Anak tidak lagi sepenuhnya bergantung pada guru atau orang tua untuk mengingatkan setiap detail. Perlahan-lahan, mereka belajar mengelola waktu dan tanggung jawab sejak dini.

    Keterampilan ini dinilai penting sebagai bekal anak menghadapi jenjang pendidikan yang lebih tinggi, bahkan dunia kerja di masa depan. 

Dampak Positif Sekolah Digital bagi Anak

Di tengah berbagai perdebatan soal sekolah digital, ada sejumlah dampak positif yang dirasakan langsung oleh anak. Jika diterapkan dengan pendampingan yang tepat, sistem pembelajaran digital dapat membantu anak mengembangkan kebiasaan belajar yang lebih mandiri dan terbuka pada berbagai cara memahami pelajaran.

Sekolah digital memberi ruang bagi anak untuk tidak hanya menerima materi, tetapi juga aktif mengelola proses belajarnya sendiri. Hal ini menjadi bekal penting bagi anak dalam menghadapi tantangan pendidikan di jenjang berikutnya.

Anak Lebih Mandiri dalam Belajar

Salah satu dampak yang cukup terasa darisekolah digitaladalah meningkatkan kemandirian anak dalam belajar. Anak tidak lagi sepenuhnya menunggu arahan dari guru di kelas. Mereka belajar membuka materi sendiri, mengatur waktu belajar, dan menyelesaikan tugas sesuai batas waktu yang telah ditentukan.

Kemandirian ini tidak muncul secara instan, namun tumbuh seiring kebiasaan. Anak mulai terbiasa bertanggung jawab atas tugas kewajiban dannya. Ketika mengalami kesulitan, mereka terdorong untuk mencari solusi, baik dengan membaca ulang materi, menonton ulang video pembelajaran, atau bertanya melalui forum belajar.

Bagi sebagian anak, pengalaman ini membuat mereka lebih percaya diri karena merasa mampu mengelola proses belajarnya sendiri.

Proses Belajar Terasa Lebih Variatif

Sekolah digitaljuga menghadirkan suasana belajar yang lebih beragam. Materi pelajaran tidak hanya disampaikan melalui teks, tetapi juga melalui video, animasi, kuis interaktif, hingga diskusi berani. Variasi ini membuat proses belajar terasa lebih hidup dan tidak monoton.

Anak yang sulit memahami pelajaran lewat membaca sering kali terbantu dengan penjelasan visual atau audio. Sebaliknya, anak yang suka membaca tetap bisa mendalami materi melalui modul digital. Dengan banyaknya pilihan cara belajar, anak dapat menemukan metode yang paling sesuai dengan gaya belajarnya.

Situasi ini membuat belajar tidak selalu identik dengan tekanan. Ketika materi disampaikan dengan cara yang lebih menarik, anak cenderung lebih fokus dan menikmati proses belajar tanpa merasa terbebani.

Hal yang Perlu Diperhatikan dalamSekolah Digital

Meski menawarkan banyak kemudahan,sekolah digitaltetap membutuhkan perhatian khusus agar tidak menimbulkan dampak yang kurang baik bagi anak. Penggunaan teknologi dalam pembelajaran seharusnya menjadi alat bantu, bukan menggantikan seluruh pengalaman belajar anak.

Karena itu,sekolah digitalperlu dijalankan dengan pendekatan yang seimbang. Bukan hanya fokus pada pencapaian akademik, tetapi juga memperhatikan kondisi fisik, mental, dan sosial anak selama proses belajar berlangsung. Berikut ada beberap yang perlu diperhatikan dalamsekolah digital:

1. Keseimbangan antara Layar dan Aktivitas Non-Digital

Salah satu hal yang paling sering dibahas dalamsekolah digitaladalah durasi anak berhadapan dengan layar. Aktivitas belajar yang terlalu lama di depan gawai berpotensi membuat anak cepat lelah, baik secara fisik maupun mental.

Padahal, anak tetap membutuhkan aktivitas non-digital, seperti bergerak, bermain, atau sekadar bersantai dari layar. Kegiatan sederhana seperti membaca buku fisik, berdiskusi langsung, atau melakukan aktivitas kreatif di luar ruangan penting untuk menjaga keseimbangan.

Karena itu,sekolahdan orang tua perlu bekerja sama mengatur waktu belajardigitalagar tidak berlebihan. Dengan pembagian waktu yang jelas, anak dapat tetap menikmati manfaat teknologi tanpa harus mengorbankan kesehatan dan kenyamanan mereka.

2. Pentingnya Interaksi Sosial Anak

Sekolah bukan hanya tempat anak belajar pelajaran akademik, tetapi juga ruang untuk bersosialisasi. Di sanalah anak belajar bekerja sama, memahami perbedaan, dan membangun hubungan dengan teman sebaya maupun guru.

Dalam sistemsekolah digital, interaksi sosial bisa berkurang jika tidak dirancang dengan baik. Anak yang terlalu sering belajar sendiri di depan layar berisiko merasa terlindungi atau kurang waspada dalam berkomunikasi langsung.

Oleh karena itu, interaksi sosial tetap perlu dijaga, baik melalui kegiatan tatap muka, diskusi kelompok, maupun aktivitas kolaboratif lainnya. Dengan demikian, anak tidak hanya berkembang secara akademik, tetapi juga secara emosional dan sosial.

Jadi, Sobat Mada seru bukan belajar dengan sekolah digital,, tetapi ada beberapa hal yang perlu diperhatikan yah.. Semoga bermanfaat

 

 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top