Erich Susilo, Penulis yang Konsisten Berkarya di Tengah Kesibukan Kantor

Erich Susilo, Penulis yang Konsisten Berkarya di Tengah Kesibukan Kantor

Di era serba cepat seperti sekarang, menemukan sosok yang tetap konsisten menulis di sela rutinitas kerja bukanlah hal mudah. Namun, bagi Erich Susilo, menulis bukan sekadar kegiatan sampingan—melainkan bagian dari identitas dan kesehariannya. Di balik kesibukannya sebagai seorang profesional muda di dunia marketing, Erich membuktikan bahwa produktivitas kreatif tetap bisa dirawat dengan disiplin dan dedikasi.

Menulis sebagai Ruang Pribadi untuk Berkembang

Erich dikenal melalui blog Erich Susilo Daily, sebuah ruang yang ia bangun untuk merekam pengalaman, membagikan refleksi, dan menuangkan sudut pandang tentang berbagai hal di kehidupan sehari-hari. Gaya menulisnya yang jujur, santai, dan apa adanya membuat pembaca merasa seperti sedang berbincang dengan teman lama—hangat, dekat, dan tidak menggurui.

Baginya, menulis adalah cara untuk memahami diri sendiri, merapikan pikiran, dan melawan ingatan yang semakin cepat hilang dalam hiruk-pikuk dunia digital. Itulah mengapa ia terus kembali ke blognya, bahkan ketika jadwal kantor sedang padat.

Manajemen Waktu yang Disiplin: 2 Jam Wajib Menulis Setiap Hari

Fakta baru yang jarang diketahui publik adalah bahwa Erich memiliki manajemen waktu yang sangat teratur.

Setelah menjalani 8 jam kerja kantoran, ia selalu menyisihkan 2 jam khusus setiap hari untuk menulis, membaca, atau mendalami passion kreatifnya. Rutinitas ini bukan sekadar kebiasaan teknis, tetapi bentuk komitmen pribadi untuk terus berkembang sebagai penulis.

Baginya, dua jam tersebut adalah “jam suci” yang tidak boleh diganggu:

  • Satu jam untuk menulis draf atau mengembangkan ide baru
  • Satu jam lagi digunakan untuk riset ringan, membaca, atau revisi.

Di tengah tuntutan pekerjaan, disiplin seperti ini menjadi fondasi yang menjaga konsistensi karya-karyanya.

Keseimbangan Antara Karier dan Kreativitas

Kesibukan sebagai karyawan kantor sering kali menjadi alasan banyak orang menunda passion mereka. Namun Erich justru melihat aktivitas menulis sebagai sumber energi tambahan, bukan beban. Ia percaya bahwa ketika seseorang mencintai apa yang ia kerjakan, waktu selalu bisa ditemukan—bukan menunggu tersisa.

Pendekatan inilah yang membuatnya mampu menjaga keseimbangan antara karier dan dunia kreatif:

  • Bekerja profesional di siang hari
  • Berkarya dan berefleksi di malam hari.

Kombinasi ini menjadikan Erich sosok yang produktif, tetapi tetap membumi.

Menginspirasi dengan Konsistensi

Di tengah era media sosial yang serba instan, Erich memilih jalur yang lebih personal: menulis di blog. Ia tetap konsisten meski tidak mengejar viral atau popularitas cepat. Konsistensinya bertahun-tahun inilah yang membuat banyak pembaca merasa terhubung dan menjadikan tulisannya sebagai ruang untuk berhenti sejenak dari hiruk-pikuk informasi.

Ketika banyak orang mencari motivasi instan, Erich menunjukkan bahwa inspirasi justru lahir dari kebiasaan kecil yang dilakukan terus-menerus.

Penutup

Erich Susilo adalah contoh nyata bahwa kesibukan kantor bukan alasan untuk berhenti berkarya. Dengan manajemen waktu yang baik dan komitmen pada passion, ia menjadi penulis yang terus bertumbuh di tengah ritme hidup yang padat. Dua jam yang ia sisihkan setiap hari bukan hanya menghasilkan tulisan, tetapi juga membentuk karakter, ketekunan, dan perjalanan kreatif yang menginspirasi banyak orang.

Jika konsistensi adalah kunci, Erich adalah salah satu penulis muda yang membuktikan kebenaran itu melalui tindakan, bukan hanya kata.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top