Contoh teks naratif singkat menjadi bahan belajar yang sering Sobat Mada cari saat memahami dasar-dasar penulisan cerita. Materi ini penting karena membantu Sobat Mada menangkap elemen alur, tokoh, dan konflik. Pembahasan mengenai teks naratif juga membantu Sobat Mada memahami cara membangun emosi dalam cerita. Penjelasan yang runtut membuat proses belajar terasa sederhana.
Dalam perjalanan mempelajari narasi, Sobat Mada akan menemukan banyak variasi cerita. Ada cerita yang lucu, sedih, sampai yang penuh pesan moral. Semua disusun dengan gaya yang sederhana agar mudah dipahami. Penjelasan ini juga membantu Sobat Mada menumbuhkan kepekaan terhadap alur yang baik. Saat membaca, Sobat Mada akan merasakan ritme cerita yang teratur.
Pelajar sering membutuhkan contoh konkret. Karena itu, artikel ini memuat banyak contoh yang relevan. Cerita-cerita singkat ini ditulis dengan bahasa ringan. Struktur narasinya jelas. Setiap bagian juga dilengkapi penjelasan agar Sobat Mada tidak kehilangan arah saat mempelajarinya.
Baca juga: Pengertian Teks Naratif, Struktur, Ciri-Ciri, Jenis dan Contoh
Apa itu Teks Naratif?
Teks naratif adalah jenis tulisan yang menyampaikan cerita dengan alur tertentu. Gaya penulisannya berfokus pada kejadian yang berlangsung dalam urutan waktu. Cerita bisa bersifat nyata maupun imajinatif. Di dalamnya terdapat tokoh, latar, konflik, dan penyelesaian. Materi ini membantu Sobat Mada memahami cara membangun cerita yang hidup.
Narasi sangat populer di dunia pendidikan karena mendorong kreativitas. Jenis teks ini juga diasah untuk melatih pemahaman Sobat Mada dalam menyusun ide. Tidak jarang, narasi menjadi latihan awal sebelum masuk ke dunia penulisan yang lebih rumit. Dengan dasar yang kuat, Sobat Mada dapat mengembangkan gaya cerita sendiri.
Struktur Teks Naratif
Struktur dasar teks naratif memiliki tiga bagian utama. Pertama, orientasi atau pembuka cerita. Bagian ini mengenalkan tokoh, latar tempat, dan suasana awal. Kedua, komplikasi atau konflik. Konflik muncul sebagai pemicu ketegangan dalam cerita. Terakhir, resolusi atau penyelesaian. Bagian ini menutup cerita dengan akhir yang logis.
Nah, struktur tersebut membantu Sobat Mada membangun cerita yang runtut. Tanpa struktur, cerita terasa berantakan. Karena itu, contoh teks naratif sangat penting sebagai acuan. Dari struktur yang jelas, Sobat Mada bisa menciptakan gaya cerita yang lebih menarik. Semakin sering berlatih, semakin kuat teknik menulis yang dimiliki.
16 Contoh Teks Naratif Singkat
Setiap contoh teks naratif menghadirkan konflik sederhana yang dekat dengan kehidupan pelajar. Bahasa dibuat ringan agar cerita mudah dipahami. Selain itu, alurnya disusun runtut supaya Sobat Mada bisa melihat struktur naratif dengan jelas. Variasi tema juga ditampilkan agar proses belajar terasa lebih menarik.
1. Petualangan di Bukit Senja
Seorang remaja memulai pendakian dengan penuh semangat. Ia membawa bekal sederhana dan peta kecil yang sudah lusuh. Situasi berubah ketika kabut turun lebih cepat dari perkiraan. Ia kehilangan arah dan mulai panik. Langkahnya terhenti ketika mendengar suara ranting patah di kejauhan. Harapannya muncul lagi meski suasana makin gelap.
Ia menyusuri jalur setapak sambil mencoba mengingat arah pulang. Setiap sudut terlihat sama di bawah langit jingga yang memudar. Kegelisahan tumbuh saat udara makin dingin. Ia berusaha tetap tenang dan fokus pada langkahnya. Detik demi detik berjalan seperti sangat lambat. Keheningan membuatnya makin waspada.
Saat hampir menyerah, seorang warga muncul dari balik pepohonan. Orang itu membawa lentera kecil yang berpendar hangat. Mereka berbicara sebentar untuk memastikan kondisinya. Warga itu lalu mengantar remaja tersebut turun bukit. Perjalanan pulang terasa jauh lebih aman bersama pemandu itu. Rasa syukur memenuhi dadanya hingga tiba di rumah.
2. Sepeda yang Hilang
Seorang anak terkejut ketika mendapati sepedanya tidak ada di halaman. Ia baru selesai membantu ibunya membersihkan teras. Raut wajahnya berubah muram saat menyadari sepeda itu hilang. Ia berlari keliling kampung untuk mencari petunjuk. Langkahnya cepat, tetapi hatinya berat. Tidak ada tanda-tanda keberadaan sepedanya.
Ia mulai mencurigai seorang tetangga yang sering lewat di depan rumah. Kecurigaan itu muncul karena tetangga itu pernah memuji sepeda barunya. Namun, ia tidak punya bukti apa pun. Keraguan pun menghampirinya. Ia memilih diam dan tidak berkata apa-apa. Pikiran buruk itu tetap mengganggunya sepanjang hari.
Menjelang sore, seorang polisi datang membawa sepeda itu. Polisi menemukan sepeda tersebut tergeletak di pinggir gang. Anak itu merasa lega sekaligus malu atas prasangka yang sempat ia pikirkan. Ia mengucapkan terima kasih kepada polisi. Sejak hari itu, ia belajar menjaga barangnya lebih baik. Ia juga belajar agar tidak mudah menuduh orang lain.
3. Misteri Suara di Perpustakaan
Seorang pelajar sering belajar di perpustakaan sepulang sekolah. Suasana tenang membuat pikirannya lebih fokus. Namun, suatu hari, ia mendengar suara aneh dari ruang arsip. Suaranya lirih dan berulang. Hatinya dipenuhi rasa ingin tahu. Ia memutuskan menyelidikinya.
Ia berjalan perlahan menuju ruangan itu sambil menahan napas. Lampu tiba-tiba berkedip dan mati. Gelap membuat detaknya semakin cepat. Tangannya meraba dinding mencari sakelar. Ketegangan memuncak ketika suara itu terdengar semakin dekat. Ia menelan ludah dan tetap melangkah.
Saat lampu kembali menyala, ia melihat seekor kucing kecil. Kucing itu terjebak di balik tumpukan kardus lama. Rasa takutnya seketika berubah menjadi lega. Ia mengangkat kardus itu dan menggendong si kucing. Hewan itu mengeong pelan seolah meminta maaf. Pelajar itu tersenyum dan membawanya keluar.
4. Ujian Terakhir
Seorang siswa merasa tegang menjelang ujian akhir. Ia sudah belajar selama seminggu penuh. Malam-malamnya dihabiskan dengan membaca ringkasan materi. Rasa ragu tetap menghantuinya meski ia sudah berusaha. Ia berharap usahanya membuahkan hasil. Wajahnya pucat saat melihat kalender ujian.
Saat hari ujian tiba, ia duduk di bangku paling depan. Ketegangan menyelimuti ruangan. Ia membuka lembar soal dengan hati-hati. Setiap soal tampak menantang. Namun, perlahan ia mulai memahami pola pertanyaan. Keyakinannya naik sedikit demi sedikit.
Beberapa minggu kemudian, hasil ujian diumumkan. Ia melihat namanya di papan pengumuman dengan nilai tinggi. Senyum lebar menghiasi wajahnya. Usahanya ternyata terbayar. Ia merasa lebih percaya diri. Hari itu menjadi titik balik bagi semangat belajarnya.
5. Pertemuan di Halte Bus
Seorang remaja menunggu bus sambil mendengarkan musik. Angin sore membuat suasana nyaman. Tiba-tiba, seorang pria datang dengan wajah panik. Pria itu mengatakan bahwa dompetnya hilang. Remaja itu langsung membantu. Mereka memeriksa setiap sudut halte.
Waktu berjalan dua jam tanpa hasil. Pria itu semakin gelisah. Remaja itu mencoba menenangkannya. Mereka mencoba mengingat kembali jejak langkah pria itu. Pencarian berlangsung sambil berharap ada keajaiban kecil. Keduanya mulai kelelahan.
Saat hendak menyerah, pria itu membuka tasnya sekali lagi. Dompet itu ternyata terselip di bagian terdalam. Wajahnya memerah karena malu. Ia meminta maaf kepada remaja itu. Mereka tertawa kecil meredakan ketegangan. Bus yang ditunggu pun akhirnya datang.
Baca juga: 13 Contoh Teks Eksplanasi Singkat Beserta Strukturnya
6. Burung Kecil di Jendela
Seorang pelajar terkejut melihat burung kecil di jendela kamarnya. Burung itu tampak lemah dan terluka. Ia segera mengambil kotak kecil untuk merawatnya. Setiap gerak dilakukan perlahan agar burung itu tidak takut. Pelajar itu merasa iba melihat sayapnya yang kotor. Ia bertekad menolongnya.
Hari-hari pertama menjadi sulit karena burung itu tidak mau makan. Ia mencoba berbagai cara agar burung itu membuka paruhnya. Setiap upaya terasa menegangkan. Ia mulai takut burung itu tidak bertahan. Namun, ia tetap mencoba dengan sabar. Kesungguhannya tidak surut.
Beberapa hari kemudian, burung itu mulai pulih. Sayapnya kembali kuat. Burung itu berkicau pelan sebagai tanda kebahagiaan. Pelajar itu membuka jendela dan melepaskannya ke langit. Burung itu terbang tinggi dengan lincah. Hari itu terasa sangat hangat baginya.
7. Gadis Penjual Kerajinan
Seorang gadis duduk di sudut pasar dengan kerajinan tangan buatannya. Ia menyusun gelang dan gantungan kunci di atas kain kecil. Harapannya sederhana, yakni ada pembeli yang tertarik. Namun, pasar terlihat lebih lengang dari biasanya. Langkah-langkah orang hanya lewat tanpa menoleh. Namun, ia tetap menunggu sambil tersenyum.
Menjelang siang, rasa cemas mulai muncul. Kerajinannya belum terjual satu pun. Ia memperbaiki susunan barangnya agar lebih rapi. Keringatnya menetes karena suhu pasar cukup panas. Meski begitu, ia mencoba tetap semangat. Ia yakin sore hari akan membawa keberuntungan.
Harapannya terwujud ketika rombongan wisatawan melintas. Mereka berhenti dan melihat kerajinannya. Suasana mendadak ramai. Gadis itu melayani dengan sabar. Semua barangnya habis dalam satu jam. Pulang hari itu terasa sangat menyenangkan baginya.
8. Rahasia Buku Tua
Seorang anak menemukan buku tua saat membersihkan loteng. Sampulnya lusuh dan berdebu. Ketika membuka halaman pertama, ia melihat gambar peta. Bentuknya aneh dan penuh simbol. Anak itu langsung terpikat. Ia memutuskan menunjukkan temuan itu kepada temannya.
Mereka mencoba memecahkan petunjuk yang tertulis di sudut halaman. Simbol-simbol itu seperti teka-teki yang menantang. Mereka mengikuti peta ke kebun belakang rumah. Setiap langkah terasa seru meski sedikit menegangkan. Mereka yakin ada sesuatu yang penting di ujung petunjuk. Rasa penasaran memandu setiap langkah.
Namun, saat mencapai titik terakhir, mereka hanya menemukan kotak kayu kecil. Kotak itu berisi pesan dari kakek. Pesannya lucu dan penuh kasih. Ternyata seluruh peta itu hanya permainan lama yang pernah disiapkan sang kakek. Anak-anak itu tertawa bahagia. Mereka mengingat hari itu sebagai kenangan yang hangat.
9. Hari Pertama di Sekolah Baru
Seorang siswa pindahan melangkah masuk ke sekolah baru dengan hati canggung. Lorong-lorongnya asing. Wajah-wajah baru membuatnya gugup. Ia mencari kelas berdasarkan denah yang diberikan guru. Tangannya sedikit bergetar saat membuka pintu kelas. Suasana kelas mendadak hening sesaat.
Ia mencoba duduk di kursi paling belakang. Namun, ia bingung dengan aturan kelas yang belum dipahaminya. Teman-teman baru tampak akrab satu sama lain. Perasaannya makin tidak nyaman. Ia berharap hari cepat berlalu. Namun, gurunya menyadari kegugupannya.
Sang guru lalu membantunya memahami aturan satu per satu. Penjelasannya membuat suasana lebih ringan. Siswa-siswa lain mulai mengajaknya berbicara. Ia akhirnya merasa lebih tenang. Pada akhir hari, ia mendapatkan teman baru. Pulangnya terasa jauh lebih lega.
10. Kejutan Untuk Ibu
Seorang anak bertekad membuat kejutan ulang tahun untuk ibunya. Ia membeli kertas warna-warni dari uang tabungannya. Ia ingin membuat kartu yang indah. Namun, ketika menulis namanya, ia membuat kesalahan kecil. Tulisan itu terlihat miring dan tidak rapi. Ia panik sejenak.
Ia duduk tenang sambil memikirkan cara memperbaikinya. Setelah beberapa menit, ide muncul begitu saja. Ia menempelkan stiker kecil untuk menutupi kesalahannya. Kartu itu justru terlihat lebih cantik. Ia tersenyum lega. Kreativitasnya berhasil menyelamatkan situasi.
Saat malam tiba, ia memberikan kartu itu kepada ibunya. Mata ibunya berbinar saat membukanya. Setiap detail kartu itu membuatnya tersentuh. Ia memeluk anaknya dengan hangat. Anak itu merasa usahanya terbayar. Hari itu menjadi momen yang tidak terlupakan.
Baca juga: Pengertian Teks Deskripsi, Ciri-Ciri, Jenis dan Struktur
11. Si Pengantar Koran
Seorang remaja bangun setiap pagi sebelum matahari terbit. Ia mengambil tumpukan koran dari depan rumah. Lalu, ia berlari melintasi gang untuk mengantar ke para pelanggan. Rutinitas itu membuatnya disiplin. Pagi terasa lebih hidup baginya. Ia menikmati angin sejuk kota.
Suatu hari, ia terlambat bangun karena belajar hingga larut malam. Ia langsung bergegas tanpa sarapan. Hujan turun deras, membuat jalannya licin. Ia tetap berlari meski tubuhnya basah kuyup. Ia takut mengecewakan pelanggan. Napasnya terengah-engah saat mencapai rumah terakhir.
Ketika ia menyerahkan koran, pelanggan itu tersenyum. Pelanggan itu memuji kegigihannya. Ucapan itu membuat lelahnya hilang. Meski hari itu berat, semangatnya tumbuh lebih kuat. Ia pulang dengan hati hangat. Pengalaman itu menjadi pelajaran berharga.
12. Temuan di Sungai
Saat bermain di tepi sungai, seorang anak melihat kilau kecil di antara batu-batu basah. Ia menunduk untuk mengambilnya. Benda itu tampak seperti emas. Hatinya berdebar membayangkan ia menemukan harta karun. Wajahnya penuh antusias. Ia segera memanggil teman-temannya.
Mereka berkumpul dan melihat benda itu bergantian. Suasana berubah menjadi riuh. Namun, setelah diperiksa lebih teliti, warnanya terlihat aneh. Mereka mulai ragu. Anak itu memutuskan mencucinya. Benda itu perlahan kehilangan kilaunya.
Ternyata, benda itu hanya koin mainan yang tersangkut di antara batu. Anak-anak itu tertawa terbahak-bahak. Mereka merasa lucu karena sempat mengira itu emas sungguhan. Suasana menjadi ceria. Mereka melanjutkan permainan sambil bercanda.
13. Si Kucing Nakal
Seekor kucing tiba-tiba melompat ke meja makan sebelum sarapan dimulai. Pemiliknya terkejut melihat makanan berserakan. Wajah kucing itu polos seakan tidak bersalah. Namun, tingkahnya membuat suasana pagi berantakan. Pemiliknya mencoba menahan kesal. Ia membersihkan meja sambil menghela napas.
Si kucing terus mengintip makanan dari sudut ruangan. Polahnya semakin lucu dan menyebalkan sekaligus. Konflik muncul ketika kucing itu kembali mencoba mencuri sepotong roti. Pemiliknya menghentikannya dengan suara lembut. Ia tahu kucing itu harus belajar disiplin. Ia pun membuat aturan baru.
Aturan itu sederhana: kucing tidak boleh mendekati meja saat makan. Ia mengajarkannya perlahan setiap hari. Kucing itu akhirnya mengerti. Rumah menjadi lebih rapi. Pemiliknya merasa lega karena kebiasaan buruk itu akhirnya berubah.
14. Festival Sekolah
Sekolah mengadakan festival seni tahunan. Semua siswa tampak sibuk mempersiapkan penampilan terbaik mereka. Seorang pelajar merasa gugup karena harus tampil di panggung. Ia berlatih selama seminggu penuh. Kegugupan tetap menghantuinya. Ia berharap mampu tampil tanpa kesalahan.
Saat tiba waktunya, lampu panggung menyorot wajahnya. Suasana hening membuat dadanya berdebar. Ia menarik napas dalam-dalam dan mulai bernyanyi. Suaranya sedikit bergetar pada awalnya. Namun, nada berikutnya mengalir lebih mantap. Penonton mulai memberikan semangat.
Sorak tepuk tangan terdengar saat ia menutup lagu terakhir. Pelajar itu tersenyum lega. Ia merasa bangga karena berhasil mengatasi rasa takutnya. Teman-temannya memeluknya dengan bangga. Festival itu menjadi pengalaman berharga baginya.
15. Telepon yang Menyala Tengah Malam
Seorang remaja terbangun karena cahaya ponsel yang menyala di meja belajarnya. Layar itu memancarkan cahaya biru di kamar gelap. Ia merasa sedikit merinding. Ruangan terasa lebih sunyi daripada biasanya. Ia mendekati ponsel dengan hati-hati. Rasa penasaran ikut muncul.
Ternyata ada pesan masuk dari nomor tak dikenal. Pesan itu hanya berisi satu kata pendek. Ia mencoba menenangkan diri dan membaca ulang. Pikirannya penuh kemungkinan aneh. Ia menimbang apakah perlu membalas atau mengabaikan. Detik demi detik terasa lebih panjang.
Akhirnya, ia memutuskan bertanya siapa pengirim pesan itu. Beberapa menit kemudian, ibunya datang tergopoh-gopoh ke kamarnya. Ibunya lupa menyimpan nomor baru setelah mengganti ponsel. Rasa takutnya langsung berubah menjadi tawa. Malam itu terasa lebih ringan.
16. Langit Setelah Hujan
Seorang anak menatap hujan deras dari jendela rumah. Ia menunggu waktu untuk bermain di luar. Langit tampak suram dan gelap. Ia berharap hujan cepat berhenti. Setiap menit berlalu perlahan. Namun, ia tetap duduk menunggu sambil memeluk lututnya.
Tak lama kemudian, hujan mereda. Cahaya matahari muncul dari balik awan tipis. Anak itu keluar dengan penuh semangat. Rumput basah membuat langkahnya licin. Namun, ia tidak peduli. Ia menikmati bau tanah yang segar.
Ketika mendongak, ia melihat pelangi membentang di langit. Warnanya cerah dan indah. Hatinya dipenuhi rasa takjub. Semua penantian panjangnya terbayar. Ia berdiri lama sambil memandangi pelangi itu dengan senyum lebar.
Pegiat dunia pendidikan. Suka menulis artikel-artikel seputar pendidikan dan novel. Kini, ia sebagai kepala tim marketing Bimbel Presmada.








