Anak terlambat bicara atau speech delay sering membuat banyak orang tua merasa cemas. Kekhawatiran muncul karena setiap anak berkembang dengan ritme yang berbeda. Situasi ini membuat banyak pertanyaan muncul di kepala. Apakah ini masih normal? Apa yang harus dilakukan? Bagaimana agar perkembangan bahasanya bisa terangsang dengan baik?
Setiap anak memiliki jalur perkembangan unik yang tak bisa disamakan satu dengan lainnya. Bahkan, dua anak yang tumbuh dalam keluarga yang sama pun bisa berbeda jauh dalam hal kemampuan bicara. Ada anak yang cepat berbicara sejak usia belia. Ada juga anak yang terlambat bicara. Nah, memahami pola perkembangan bahasa bisa membantumu melihat situasi dengan lebih tenang.
Kecemasan orang tua kadang muncul karena pengaruh lingkungan sekitar. Ada komentar dari tetangga yang membandingkan. Ada juga postingan media sosial yang menampilkan anak seumuran yang sudah lancar berbicara. Namun sebenarnya, perkembangan bahasa bukanlah perlombaan. Sobat Mada hanya perlu mengetahui batas wajar, mengenali tanda risiko, dan memahami langkah yang tepat jika memang ada keterlambatan.
Baca juga: 20+ Cara Jitu Mengajarkan Anak Berhitung Sejak TK
Apa itu Speech Delay atau Terlambat Bicara?
Anak terlambat bicara atau speech delay adalah kondisi ketika kemampuan berbicara seorang anak berkembang lebih lambat dibandingkan anak seusianya. Anak mungkin belum mampu mengucapkan kata-kata yang seharusnya sudah muncul pada usia tertentu. Ada yang masih terbata-bata. Ada juga yang lebih banyak menunjuk atau menangis untuk meminta sesuatu.
Perlu dibedakan antara keterlambatan bicara dan keterlambatan bahasa. Keterlambatan bicara berkaitan dengan kemampuan mengucapkan kata. Sementara keterlambatan bahasa berkaitan dengan kemampuan memahami atau menyusun kalimat. Dua hal ini berbeda, tetapi sering muncul bersamaan.
Sobat Mada tidak perlu langsung panik. Keterlambatan bicara bukan selalu berarti masalah serius. Banyak anak hanya butuh rangsangan lebih intens. Namun, pemahaman dasar membantu orang tua lebih sigap mengamati perkembangan si kecil.
Batas Normal Perkembangan Bicara Berdasarkan Usia
Mengetahui batas normal membantu orang tua memahami apakah perkembangan anak masih sesuai usia atau memang perlu perhatian lebih.
Usia 0–6 Bulan
Pada fase ini, bayi mulai mengoceh ringan. Mereka membuat suara seperti “aaa” atau “goo”. Respon bayi terhadap suara juga makin kuat. Bayi akan menoleh jika mendengar suara orang tua. Tangisan pun mulai memiliki nada berbeda sesuai kebutuhannya.
Usia 6–12 Bulan
Bayi mulai meniru suara. Mereka menggabungkan dua suku kata seperti “mama” atau “dada”. Meski belum sepenuhnya bermakna, kemampuan ini sangat penting. Pada usia ini, bayi biasanya sudah bisa merespons nama mereka. Bila dipanggil, mereka akan menoleh.
Usia 12–18 Bulan
Si kecil mulai mengucapkan kata bermakna. Kata seperti “maem”, “mimi”, atau “ayee” mungkin muncul. Anak juga mulai memahami instruksi sederhana seperti “ambil bola”. Mereka mulai menunjuk benda yang dikenali.
Usia 18–24 Bulan
Anak mulai punya kosakata lebih banyak. Pada usia dua tahun, anak biasanya sudah bisa mengucapkan dua kata yang digabungkan, seperti “mau susu” atau “main bola”. Mereka juga lebih ekspresif. Bila ada sesuatu yang diinginkan, mereka mulai mencoba menjelaskan.
Usia 2–3 Tahun
Anak mulai menggunakan kalimat pendek. Kosakatanya bertambah pesat. Mereka mulai bertanya dan bercerita. Bila ada hal yang tidak disukai, mereka bisa menjelaskannya. Pada usia ini, anak seharusnya sudah cukup mudah dipahami oleh orang terdekat.
Usia 3–4 Tahun
Anak bisa berbicara dengan struktur kalimat lebih jelas. Mereka bisa menjawab pertanyaan. Mereka senang bercerita tentang pengalaman hari itu. Anak juga mulai memahami konsep waktu sederhana seperti “besok” atau “nanti”.
Baca juga: 14+ Cara Mengetahui Minat & Bakat Anak Sejak Dini
Penyebab Anak Terlambat Bicara
Keterlambatan bicara bukan muncul begitu saja. Ada beberapa faktor yang bisa memengaruhi.
1. Faktor Biologis
Beberapa anak memiliki kondisi medis tertentu yang membuat perkembangan bahasanya lebih lambat. Masalah pendengaran menjadi salah satu penyebab paling umum. Anak yang tidak mendengar dengan baik tentu kesulitan meniru suara. Selain itu, ada kondisi seperti cerebral palsy atau kelainan saraf yang juga bisa memperlambat proses bicara.
2. Faktor Lingkungan
Lingkungan yang kurang stimulatif dapat memperlambat kemampuan bicara. Anak yang jarang diajak berbicara cenderung lebih lambat mengembangkan kosakata. Penggunaan gadget berlebihan juga dapat menghambat proses belajar bahasa. Anak hanya menonton, tanpa interaksi.
3. Faktor Genetik
Beberapa anak memang memiliki riwayat perkembangan bahasa lambat dalam keluarganya. Faktor ini bukan sesuatu yang perlu ditakuti. Namun tetap perlu perhatian agar tidak berkembang menjadi masalah jangka panjang.
4. Gangguan Perkembangan
Keterlambatan bicara juga dapat menjadi tanda awal gangguan perkembangan. Contohnya autisme atau ADHD. Anak terlihat kurang responsif, jarang kontak mata, atau kesulitan mengikuti instruksi. Bila gejalanya muncul, orang tua perlu evaluasi lanjutan.
5. Pengaruh Emosional
Anak yang mengalami trauma atau stres bisa menunjukkan penurunan kemampuan bicara. Perubahan lingkungan drastis juga dapat mempengaruhi. Misalnya pindah rumah, datang adik baru, atau pengalaman tidak menyenangkan.
Ciri-Ciri Anak Terlambat Bicara
Sobat Mada perlu memahami tanda-tandanya sejak awal. Pengetahuan dasar membantu orang tua mengenali risiko dengan lebih cepat. Dengan begitu, intervensi juga bisa dilakukan lebih tepat waktu. Setiap tanda memberi petunjuk penting tentang kondisi anak. Karena itu, mari melihatnya satu per satu dengan lebih detail.
1. Tidak Menanggapi Suara
Anak yang tidak menoleh saat dipanggil bisa menunjukkan adanya hambatan. Situasi ini sering membuat orang tua bertanya-tanya. Anak terlihat asyik sendiri dan tidak merespons suara, bahkan suara keras seperti tepukan atau musik. Ketika ini terjadi secara berulang, kemungkinan gangguan pendengaran perlu dipertimbangkan. Meskipun begitu, pemeriksaan oleh tenaga medis tetap diperlukan untuk memastikan kondisi sebenarnya.
2. Minim Ocehan
Bayi biasanya mulai aktif mengoceh sejak usia beberapa bulan. Ocehan adalah bentuk latihan awal dalam perkembangan bahasa. Namun, bayi dengan sedikit ocehan cenderung menunjukkan pola perkembangan yang lambat. Mereka tampak lebih pasif dan jarang bersuara.
3. Tidak Mengucapkan Kata Bermakna di Usia 18 Bulan
Pada usia ini, sebagian besar anak sudah mampu mengucapkan kata sederhana. Kata seperti “mama”, “papa”, atau kata benda lain biasanya sudah muncul. Bila si kecil belum mampu mengucapkan kata bermakna, ini patut diperhatikan. Anak mungkin terlihat memahami ucapan orang lain, tetapi tidak bisa menirukannya.
4. Kesulitan Menggabungkan Kata di Usia 2 Tahun
Anak usia dua tahun biasanya sudah mulai merangkai dua kata. Contohnya seperti “mau susu” atau “main bola”. Anak yang belum bisa melakukan ini perlu pengamatan lebih lanjut. Mereka mungkin lebih sering menunjuk atau menarik tangan orang tua sebagai cara berkomunikasi.
Situasi ini menunjukkan bahwa mereka belum mampu mengolah kata menjadi rangkaian sederhana. Oleh karena itu, stimulasi tambahan dapat membantu meningkatkan kemampuan tersebut.
5. Tidak Mengikuti Instruksi Sederhana
Instruksi sederhana seperti “ambil sepatu” atau “masuk kamar” biasanya sudah dipahami anak di usia tertentu. Bila anak tidak merespons atau tampak bingung, kemungkinan ada masalah pada kemampuan bahasanya. Mereka mungkin memahami suara, tetapi kesulitan memahami makna. Perilaku ini bisa menjadi tanda penting dari keterlambatan bahasa.
6. Sering Marah Karena Tidak Bisa Menyampaikan Keinginan
Anak yang kesulitan berkomunikasi sering merasa frustrasi. Mereka sulit mengungkapkan keinginannya sehingga mudah tantrum. Perilaku marah ini sebenarnya bentuk ekspresi dari ketidakmampuan menyusun kata. Mereka ingin berbicara, tetapi tidak tahu bagaimana cara mengatakannya.
Baca juga: 10+ Tips Meningkatkan Kecerdasan Emosional Anak
Cara Mengatasi Anak Speech Delay
Penanganan keterlambatan bicara membutuhkan waktu, usaha, dan kesabaran. Namun, stimulasi yang tepat dapat membawa perubahan besar. Lingkungan rumah menjadi bagian penting dalam perkembangan bahasa anak. Di bawah ini adalah beberapa langkah yang bisa Sobat Mada lakukan.
1. Ajak Bicara Sepanjang Hari
Interaksi verbal adalah kunci utama dalam melatih kemampuan bicara. Sobat Mada bisa berbicara kepada anak saat beraktivitas. Jelaskan setiap tindakan agar anak mengenal banyak kosakata. Gunakan kalimat sederhana agar mudah dipahami. Walaupun anak belum menjawab, proses ini membantu mereka menyerap ritme dan struktur bahasa.
2. Batasi Gadget
Gadget sering membuat anak terpaku tanpa interaksi. Padahal, komunikasi dua arah sangat penting dalam perkembangan bahasa. Anak yang terlalu sering menonton layar cenderung pasif. Mereka hanya menerima informasi tanpa memprosesnya melalui percakapan. Dengan membatasi gadget, Sobat Mada memberi ruang bagi anak untuk bermain dan berinteraksi secara langsung.
3. Bacakan Buku Cerita
Buku cerita memberi banyak manfaat bagi perkembangan bahasa. Anak belajar mengenal kata baru, memahami cerita, dan melihat visual yang menarik. Sobat Mada bisa memilih buku bergambar agar anak lebih mudah mengikuti. Bacakan dengan intonasi yang jelas dan ekspresif. Selain itu, ajak anak menunjuk gambar yang mereka lihat. Cara ini membuat proses belajar bahasa terasa menyenangkan.
4. Beri Kesempatan Anak Bicara
Anak membutuhkan ruang untuk mencoba mengeluarkan kata. Jangan terlalu cepat menebak keinginannya. Beri jeda agar anak mencoba berbicara terlebih dahulu. Meskipun kata yang keluar belum jelas, beri apresiasi. Dengan begitu, anak merasa percaya diri untuk terus mencoba. Pendekatan ini juga melatih keberanian dan kemampuan anak mengenali suara mereka sendiri.
5. Gunakan Permainan Interaktif
Permainan adalah sarana belajar yang efektif. Permainan seperti “tebak gambar”, “ambil benda tertentu”, atau “susun balok” dapat melatih kemampuan memahami instruksi. Selain itu, permainan membuat anak lebih aktif dan peka terhadap komunikasi. Gunakan permainan yang memerlukan interaksi langsung. Dengan begitu, anak belajar bahasa sambil bersenang-senang.
6. Libatkan Terapis Wicara
Jika keterlambatan cukup signifikan, bantuan profesional sangat diperlukan. Terapis wicara memiliki metode khusus untuk melatih kemampuan bahasa. Mereka mengevaluasi kondisi anak dan menyusun program latihan yang sesuai. Selain itu, orang tua juga bisa belajar cara memberikan stimulasi yang tepat. Kolaborasi antara terapis dan orang tua sangat penting agar perkembangan bahasa anak bisa lebih cepat meningkat.
Pegiat dunia pendidikan. Suka menulis artikel-artikel seputar pendidikan dan novel. Kini, ia sebagai kepala tim marketing Bimbel Presmada.








