10 Cara Meningkatkan Konsentrasi Belajar Anak SD

konsentrasi belajar anak SD

Konsentrasi belajar anak SD — Setiap orang tua tentu berharap anak mereka mampu berkonsentrasi dengan baik saat belajar. Fokus yang optimal dapat membantu anak memahami dan mengingat materi pelajaran secara lebih efektif. Namun, tidak jarang anak-anak mengalami kesulitan untuk tetap fokus, terutama ketika belajar di rumah.

Di era yang semakin digital ini, anak-anak mudah terdistraksi oleh berbagai hal seperti gadget, televisi, atau permainan. Situasi ini membuat kemampuan konsentrasi mereka semakin menurun jika tidak diarahkan dengan baik. Oleh karena itu, penting bagi orang tua untuk menciptakan lingkungan belajar yang kondusif dan terstruktur agar anak dapat lebih mudah untuk fokus.

Selain lingkungan, rutinitas belajar yang tepat juga memegang peranan besar dalam membangun kebiasaan positif pada anak. Ketika anak terbiasa belajar pada waktu yang sama setiap hari, mereka akan lebih siap secara mental maupun emosional untuk menerima pelajaran. Dengan dukungan orang tua, metode belajar yang menyenangkan, serta teknik yang tepat, konsentrasi anak dapat meningkat secara signifikan.

Baca Juga: 14 Cara Mendidik Anak ADHD di Sekolah Biar Fokus

10 Cara Meningkatkan Konsentrasi Belajar Anak SD

Berikut beberapa cara yang dapat di terapkan untuk membantu meningkatkan konsentrasi belajar anak di jenjang sekolah dasar untuk menciptakan lingkungan yang kondusif sekaligus membangun kebiasaan yang mendukung fokus belajar.

1. Atur Pojok Belajar Khusus

Sediakan tempat belajar yang tenang, bebas dari gangguan (televisi, mainan, kebisingan rumah), dan memiliki pencahayaan yang cukup (cahaya alami lebih baik). Pastikan area ini terdedikasi hanya untuk belajar, sehingga ketika anak duduk di sana, otaknya secara otomatis masuk ke mode fokus. Hindari belajar di sofa atau tempat tidur karena dapat memicu rasa kantuk dan kurang disiplin.
Ini bukan hanya sekadar meja dan kursi. Ciptakan area yang hanya digunakan untuk belajar, sehingga otak anak memiliki asiasi mental kuat. Pilih area yang tenang dan jauh dari jendela (yang dapat mengalihkan perhatian visual) atau lalu lintas rumah.

2. Jauhkan Perangkat Digital yang Mengganggu

Saat waktu belajar tiba, jauhkan ponsel, tablet, atau konsol game dari jangkauan visual dan pendengaran anak, termasuk milik orang tua. Bahkan notifikasi kecil dari gawai bisa memecah konsentrasi, dan penelitian menunjukkan dibutuhkan waktu hingga 20 menit bagi otak untuk sepenuhnya kembali fokus setelah terinterupsi. Aturan ini harus diterapkan secara konsisten agar anak terbiasa belajar dalam lingkungan yang tenang dan minim distraksi sehingga kualitas belajarnya meningkat dari waktu ke Waktu.Orang tua juga bisa membuat kesepakatan sederhana, seperti waktu belajar tanpa gadget untuk satu jam pertama, sehingga anak memahami bahwa belajar adalah prioritas. Jika memungkinkan, aktifkan mode pesawat atau letakkan perangkat di ruangan berbeda. Dengan begitu, anak dapat membangun kebiasaan fokus yang kuat, merasa lebih tenang saat belajar, dan hasil belajarnya pun akan meningkat secara bertahap.

3. Gunakan Meja dan Kursi yang Ergonomis

Pastikan anak duduk dengan nyaman dan postur tubuh yang benar. Meja dan kursi harus proporsional dengan tinggi badannya. Kaki harus menapak rata di lantai atau penyangga. Postur yang buruk dapat menyebabkan ketidaknyamanan, kegelisahan, dan sakit, yang semuanya akan mengganggu kemampuan mereka untuk duduk tenang dan fokus pada tugas.Investasikan pada kenyamanan agar mereka bisa duduk tenang lebih lama. Selain itu, posisi duduk yang baik juga membantu aliran oksigen ke otak sehingga anak dapat berpikir lebih jernih. Orang tua dapat secara rutin mengecek dan menyesuaikan posisi duduk anak agar tidak mudah lelah. Dengan lingkungan belajar yang nyaman dan ergonomis, anak akan lebih mudah mempertahankan konsentrasi dan menyelesaikan tugas dengan optimal.

4. Terapkan Metode Chunking (Memecah Tugas)

Tugas besar (misalnya, membuat proyek atau membaca lima bab) terlihat menakutkan dan dapat dengan mudah membuat anak putus asa sebelum memulai. Pecah tugas menjadi bagian-bagian kecil yang dapat dikelola atau disebut chunks. Setelah satu chunk selesai, berikan jeda pendek. Ini memberikan rasa pencapaian yang cepat dan membuat beban belajar terasa lebih ringan. Metode ini juga dapat membantu anak menjaga fokus karena mereka hanya perlu berkonsentrasi pada satu bagian kecil dalam satu waktu. Orang tua dapat membantu membuat daftar chunk sederhana sehingga anak bisa melihat progresnya dengan jelas. Dengan cara ini, anak akan merasa lebih percaya diri dan termotivasi untuk menyelesaikan seluruh tugas tanpa merasa terbebani.

5. Teknik Pomodoro Anak-anak (Belajar Singkat & Break)

Manfaatkan durasi fokus alami anak SD, yang umumnya hanya berkisar antara 10 hingga 25 menit tergantung usia mereka. Terapkan siklus belajar intens selama durasi fokus tersebut, diikuti dengan istirahat 5 menit. Gunakan timer yang menarik. Break harus diisi dengan gerakan fisik ringan, bukan bermain gawai, untuk menyegarkan otak.Teknik ini membantu anak menjaga ritme belajar yang stabil tanpa merasa cepat lelah. Orang tua juga bisa membuat variasi aktivitas kecil saat break, seperti stretching atau minum air, agar anak tetap bersemangat. Dengan konsistensi penggunaan teknik Pomodoro, anak akan belajar mengelola waktu dan fokus dengan lebih baik dari hari ke hari.

6. Gunakan Visual Aids (Bantuan Visual)

Anak SD adalah pembelajar visual. Gunakan alat bantu seperti peta pikiran (mind map), kartu flash berwarna, diagram, atau bahkan mainan edukatif untuk memvisualisasikan informasi. Visualisasi membantu otak memproses dan menyimpan informasi yang abstrak menjadi bentuk yang lebih nyata, sehingga meningkatkan pemahaman dan daya ingat, yang pada gilirannya memperkuat fokus.Dengan visual aids, anak juga lebih mudah tertarik dan merasa kegiatan belajar menjadi lebih menyenangkan, sehingga mereka mampu mempertahankan perhatian lebih lama.

7. Sertakan Gerakan atau Belajar Aktif

Anak-anak perlu bergerak. Belajar sambil duduk diam terlalu lama dapat menyebabkan energi menumpuk dan mudah teralih. Integrasikan aktivitas fisik singkat (seperti stretching, berjalan di tempat, atau menari singkat) saat istirahat. Untuk materi, libatkan gerakan, misalnya menghitung sambil melompat, atau mengeja sambil menulis di udara.Pendekatan ini tidak hanya menjaga tubuh tetap aktif, tetapi juga membantu otak memproses informasi lebih efektif karena gerakan dapat meningkatkan aliran darah dan oksigen.

8. Pastikan Tidur Cukup dan Berkualitas

Tidur yang cukup adalah fondasi konsentrasi. Anak usia SD (6-12 tahun) umumnya membutuhkan 9 hingga 12 jam tidur per malam. Kurang tidur kronis tidak hanya menyebabkan kantuk, tetapi juga mengganggu fungsi eksekutif otak, membuat anak mudah cemas, marah, dan tidak mampu mempertahankan perhatian.Kualitas tidur yang buruk juga dapat menghambat proses memori, sehingga apa yang dipelajari pada siang hari lebih sulit diingat. Untuk membantu anak tidur lebih cepat, orang tua bisa membuat rutinitas sebelum tidur seperti membaca buku, mandi air hangat, atau mematikan lampu satu jam sebelum tidur. Hindari kebiasaan makan berat atau mengonsumsi minuman manis sebelum tidur karena dapat membuat anak sulit rileks.

9. Berikan Sarapan Kaya Nutrisi

Otak menggunakan sebagian besar energi tubuh, terutama glukosa. Sarapan yang seimbang, kaya protein telur, kacang-kacangan dan serat gandum utuh, buah, memberikan pelepasan energi yang lambat dan stabil. Sebaliknya, makanan tinggi gula menyebabkan lonjakan energi dan diikuti penurunan drastis (sugar crash) yang merusak fokus.Dengan nutrisi yang tepat di pagi hari, anak memiliki energi yang konsisten sehingga mereka dapat belajar dengan lebih tenang dan berkonsentrasi lebih baik.Sarapan yang kurang bergizi dapat membuat anak cepat lapar, rewel, dan sulit memusatkan perhatian saat belajar di sekolah ataupun di rumah.
Orang tua dapat membiasakan membuat menu sederhana seperti roti gandum dengan selai kacang, omelet sayur, yogurt buah, atau oatmeal, yang semuanya mudah dibuat namun kaya zat gizi. Dengan asupan nutrisi yang tepat, anak dapat mempertahankan energi dan konsentrasi lebih lama sehingga proses belajarnya menjadi lebih optimal.

10. Berikan Pujian dan Dorongan yang Spesifik

Fokus pada proses, bukan hanya hasil. Alih-alih hanya mengatakan “kamu pintar,” puji usaha dan perilaku fokus mereka. Pujian spesifik memperkuat perilaku yang bunda ingin lihat berulang. Anak yang merasa dihargai atas usahanya akan lebih termotivasi untuk terus meningkatkan fokus dan menjaga kebiasaan belajar positif.Anak merasa lebih dihargai ketika orang tua menyebutkan dengan jelas bagian mana yang sudah mereka lakukan dengan baik, Dorongan semacam ini membantu meningkatkan rasa percaya diri anak dan membuat mereka lebih berani mencoba tugas-tugas yang lebih sulit. Selain itu, konsistensi dalam memberikan apresiasi juga membangun hubungan emosional yang positif antara orang tua dan anak, sehingga anak merasa aman, didukung, dan lebih termotivasi untuk belajar dengan fokus.

Meningkatkan konsentrasi belajar anak bukanlah proses yang instan, tetapi sebuah kebiasaan yang dibangun melalui lingkungan yang tepat, rutinitas yang konsisten, serta dukungan penuh dari orang tua. Setiap anak memiliki karakter dan kebutuhan belajar yang berbeda, sehingga penting bagi orang tua untuk mencoba berbagai metode dan menemukan cara yang paling efektif untuk buah hatinya.

Dengan menerapkan langkah-langkah di atas mulai dari pengaturan ruang belajar, pengelolaan waktu, hingga pemenuhan kebutuhan fisik seperti tidur dan nutrisi kemampuan fokus anak dapat berkembang secara bertahap. Yang terpenting, berikan pendampingan yang hangat dan penuh kesabaran, karena dukungan emosional dari orang tua adalah kunci dalam membantu anak belajar dengan lebih percaya diri.

Semoga tips ini dapat menjadi panduan praktis bagi Anda dalam menciptakan pengalaman belajar yang lebih nyaman, menyenangkan, dan produktif bagi anak di jenjang sekolah dasar. Jika dilakukan secara konsisten, Anda akan melihat perubahan positif dalam cara anak belajar dan menyelesaikan tugas-tugasnya setiap hari.

Bimbel Presmada: 

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top