Pelaksanaan Tingkat Nasional
Upacara tingkat nasional dapat dilaksanakan oleh instansi pemerintah maupun swasta tingkat nasional, termasuk daerah yang ditunjuk sebagai tuan rumah acara puncak Hari Sumpah Pemuda. Pembina upacara tingkat nasional ditunjuk dari pimpinan instansi pemerintah atau swasta nasional, dan dapat dipimpin langsung oleh Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora).
Naskah Pidato Presiden Republik Indonesia pada upacara Hari Sumpah Pemuda ke-97 akan dibacakan oleh pembina atau inspektur upacara, dan dapat diunduh melalui situs resmi Kemenpora RI: www.kemenpora.go.id. Adapun acara puncak peringatan nasional akan dilaksanakan di Jakarta, dengan ketentuan teknis penyelenggaraan yang akan diatur lebih lanjut.
Penyelenggaraan Tingkat Daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan)
Di tingkat provinsi, kabupaten/kota, hingga kecamatan, upacara diselenggarakan oleh pemerintah daerah, organisasi kepemudaan, atau lembaga swasta setempat.
Pembina upacara di tingkat daerah dipimpin oleh:
- Gubernur untuk tingkat provinsi
- Bupati/Wali Kota untuk tingkat kabupaten/kota
- Camat untuk tingkat kecamatan
Sementara di lembaga pendidikan, organisasi, atau sektor swasta, upacara dipimpin oleh pimpinan masing-masing.
Prosesi Upacara di Luar Negeri
Upacara peringatan Hari Sumpah Pemuda di luar negeri diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Republik Indonesia (KBRI/KJRI) di masing-masing negara. Pembina upacara pada pelaksanaan di luar negeri dipimpin oleh Duta Besar atau Kepala Perwakilan RI setempat.
Aba-Aba dalam Penyelenggaraan Upacara Hari Sumpah Pemuda
Agar upacara Hari Sumpah Pemuda berjalan dengan lancar dan penuh khidmat, diperlukan seorang pemimpin upacara yang bertugas memberikan aba-aba atau instruksi kepada seluruh peserta. Pemimpin upacara memegang peran penting dalam menjaga keteraturan dan kekompakan selama prosesi berlangsung. Berikut contoh teks aba-aba resmi yang dapat digunakan untuk memimpin jalannya upacara Hari Sumpah Pemuda ke-97 tahun 2025:
“Kepada Pemimpin Upacara, hormat gerak!”
Aba-aba ini diberikan oleh ketua barisan paling kanan ketika pemimpin upacara sudah berada di tengah lapangan.
“Tegak gerak!”
Instruksi ini dilakukan oleh ketua barisan paling kanan setelah pemimpin upacara membalas penghormatan dari peserta upacara.
“Lapor!” (sebutkan nama barisan yang dipimpin) “Siap!” “Laporan selesai.”
Laporan ini disampaikan oleh ketua barisan saat menghadap pemimpin upacara untuk menyampaikan bahwa pasukan yang dipimpinnya telah siap mengikuti upacara.
Pemimpin: “Kembali ke tempat.” dijawab: “Kembali ke tempat.”
Perintah ini digunakan oleh pemimpin upacara untuk mengarahkan ketua barisan kembali ke posisi semula setelah laporan disampaikan.
“Komando saya ambil alih. Istirahat di tempat, gerak!”
Aba-aba ini menandakan bahwa pemimpin upacara telah mengambil alih kendali dan memberikan waktu istirahat bagi peserta sebelum upacara dimulai.
“Siap, gerak!”
Perintah ini diberikan oleh pemimpin upacara saat pembina upacara mulai memasuki lapangan.
“Kepada Pembina Upacara, hormat gerak!”
Aba-aba penghormatan yang dipimpin oleh pemimpin upacara untuk menyambut kedatangan pembina.
“Tegak gerak!”
Instruksi ini diberikan setelah pembina upacara membalas penghormatan dari peserta.
“Lapor, upacara Hari Sumpah Pemuda ke-97 Tahun 2025 siap dilaksanakan.” dijawab: “Laksanakan!”
Pemimpin upacara melaporkan kesiapan seluruh peserta, kemudian pembina upacara menanggapi dengan perintah “Laksanakan!”, yang dijawab kembali oleh pemimpin upacara sebagai tanda upacara siap dimulai.
Teks Sumpah Pemuda
Menurut buku Makna Sumpah Pemuda karya Sri Sudarmiyatun, lahirnya Sumpah Pemuda sebagai hasil Kongres Pemuda II pada 28 Oktober 1928 sebenarnya tidak memiliki naskah otentik secara resmi. Teks yang selama ini dikenal sebagai teks asli Sumpah Pemuda merupakan bagian dari naskah otentik Poetoesan Congres Pemoeda-Pemoedi Indonesia.
Dari putusan kongres tersebut, kemudian dilakukan rekonstruksi simbolik yang melahirkan teks Sumpah Pemuda sebagaimana dikenal saat ini. Adapun teks asli dari putusan kongres tersebut masih menggunakan ejaan Van Ophuysen, yang merupakan ejaan bahasa Indonesia pada masa itu. Berikut kutipan teks asli Sumpah Pemuda 28 Oktober 1928:
Pertama: KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERTOEMPAH DARAH JANG SATOE, TANAH INDONESIA
Kedoea: KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENGAKOE BERBANGSA JANG SATOE, BANGSA INDONESIA
Ketiga: KAMI POETRA DAN POETRI INDONESIA MENDJOENDJOENG BAHASA PERSATOEAN, BAHASA INDONESIA