Naskah Ikrar Kesaktian Pancasila, Berikut Bunyi dan Maknanya

Naskah Ikrar Kesaktian Pancasila

Setiap tanggal 1 Oktober, bangsa Indonesia mengenang peristiwa bersejarah melalui pembacaan naskah ikrar Kesaktian Pancasila. Ikrar tersebut bukan sekadar rangkaian kalimat, melainkan simbol tekad rakyat Indonesia dalam menjaga serta mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Momentum ini juga menjadi wujud komitmen bersama terhadap dasar negara yang telah mempersatukan bangsa.

Hari Kesaktian Pancasila diperingati setiap tahun sebagai pengingat akan pentingnya persatuan dan kewaspadaan terhadap ancaman ideologi yang bisa mengganggu keutuhan NKRI. Peringatan ini juga erat kaitannya dengan penghormatan kepada para pahlawan revolusi yang gugur akibat peristiwa G30S tahun 1965. Penetapan resmi peringatan tersebut ditetapkan melalui SK Nomor 153 Tahun 1967 yang ditandatangani Presiden Soeharto.

Nilai-nilai Pancasila yang terkandung dalam ikrar tetap relevan hingga saat ini sebagai pegangan hidup berbangsa dan bernegara. Untuk memahami lebih jauh makna dan isi dari ikrar tersebut, simak artikel berikut dengan saksama.

Naskah Ikrar Hari Kesaktian Pancasila

Inilah naskah resmi Ikrar Hari Kesaktian Pancasila 2024 yang menjadi pedoman pelaksanaan upacara.

IKRAR

Dengan Rahmat Tuhan Yang Maha Esa, kami yang melakukan upacara ini menyadari sepenuhnya:

bahwa sejak diproklamasikan Kemerdekaan Negara Kesatuan Republik Indonesia pada tanggal 17 Agustus 1945 pada kenyataannya telah banyak terjadi rongrongan baik dari dalam negeri maupun luar negeri terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia;

bahwa rongrongan tersebut dimungkinkan oleh karena kelengahan, kekurangwaspadaan Bangsa Indonesia terhadap kegiatan yang berupaya untuk menumbangkan Pancasila sebagai Ideologi Negara; bahwa dengan semangat kebersamaan yang dilandasi oleh nilai-nilai luhur ideologi Pancasila, Bangsa Indonesia tetap dapat memperkokoh tegaknya Negara Kesatuan Republik Indonesia;

maka di hadapan Tuhan Yang Maha Esa dalam memperingati Hari Kesaktian Pancasila, kami membulatkan tekad untuk tetap mempertahankan dan mengamalkan nilai-nilai Pancasila sebagai sumber kekuatan menggalang kebersamaan untuk memperjuangkan, menegakkan kebenaran dan keadilan demi keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Teks ikrar dibacakan pada momen khusus, yaitu setelah pembacaan Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 dan sebelum rangkaian doa dipanjatkan.

Tujuan Pembacaan Ikrar Hari Kesaktian Pancasila

Pembacaan ikrar pada peringatan Hari Kesaktian Pancasila dimaksudkan untuk menegaskan kembali kesetiaan bangsa Indonesia kepada Pancasila sebagai dasar negara. Ikrar tersebut melambangkan sikap tegas dalam menolak setiap ideologi yang berupaya menggantikan Pancasila. Melalui momentum ini, negara kembali menegaskan bahwa Pancasila tetap menjadi pijakan utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Selain itu, pelaksanaan upacara dan pembacaan ikrar berfungsi sebagai pengingat sejarah. Peristiwa kelam yang pernah mengancam keutuhan ideologi bangsa dijadikan refleksi bersama agar masyarakat selalu waspada terhadap berbagai ancaman terhadap kedaulatan nasional.

Lebih jauh, ikrar ini juga menumbuhkan semangat persatuan. Seluruh lapisan masyarakat diajak untuk senantiasa mengamalkan nilai-nilai luhur Pancasila dalam keseharian. Dengan demikian, persatuan dan keadilan dapat terus diwujudkan secara nyata dalam kehidupan bermasyarakat.

Baca Juga: Hari Kesaktian Pancasila Berikut Sejarah dan Maknanya

Mengapa 1 Oktober dijadikan sebagai Hari Kesaktian Pancasila?

Setiap tanggal 1 Oktober, bangsa Indonesia memperingati Hari Kesaktian Pancasila. Peringatan ini dimaksudkan untuk mengenang keberhasilan bangsa dalam mempertahankan Pancasila sebagai dasar negara dari ancaman kudeta yang terjadi pada malam 30 September hingga 1 Oktober 1965, yang dikenal dengan peristiwa G30S/PKI.

Peristiwa G30S/PKI merupakan sebuah gerakan yang terjadi pada 30 September 1965 malam hari, di mana enam jenderal dan satu perwira pertama TNI Angkatan Darat menjadi korban. Aksi tersebut bertujuan menggulingkan pemerintahan yang sah dan menggantikan ideologi Pancasila dengan ideologi komunis.

Para tokoh yang gugur dalam peristiwa ini kemudian dikenang sebagai Pahlawan Revolusi, yaitu Jenderal Ahmad Yani, Letjen R. Soeprapto, Letjen S. Parman, Mayjen M.T. Haryono, Mayjen D.I. Pandjaitan, Mayjen Sutoyo Siswomiharjo, dan Lettu Pierre Tendean.

Keberhasilan bangsa Indonesia dalam mengatasi dan mengalahkan G30S/PKI menjadi dasar ditetapkannya 1 Oktober sebagai Hari Kesaktian Pancasila. Hari bersejarah ini juga menjadi sarana untuk memberikan penghormatan kepada para pahlawan yang telah gugur. Penetapan peringatan tersebut kemudian diatur secara resmi melalui Keputusan Presiden Nomor 153 Tahun 1967 yang dikeluarkan oleh Presiden Soeharto.

Apa Tujuan dari Peringatan Hari Kesaktian Pancasila?

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila bukan hanya seremonial tahunan, tetapi juga sarat dengan makna mendalam bagi bangsa Indonesia. Melalui upacara ini, masyarakat diajak untuk mengenang sejarah kelam sekaligus meneguhkan kembali pentingnya Pancasila sebagai dasar negara. Ada beberapa tujuan utama dari pelaksanaan upacara ini, yaitu sebagai berikut:

1. Mengenang Sejarah Perjuangan

Hari Kesaktian Pancasila diperingati untuk mengingat kembali peristiwa G30S/PKI yang terjadi pada tahun 1965. Pada saat itu, bangsa Indonesia berhasil mempertahankan Pancasila dari ancaman kudeta yang ingin mengganti dasar negara. Melalui peringatan ini, generasi penerus dapat belajar dari sejarah agar tidak terulang kembali.

2. Menghormati Pahlawan Revolusi

Upacara ini juga menjadi wujud penghormatan kepada para Pahlawan Revolusi yang gugur dalam mempertahankan Pancasila. Mereka telah mengorbankan jiwa dan raga demi tegaknya ideologi bangsa. Dengan mengenang jasa mereka, masyarakat diingatkan untuk meneladani semangat perjuangan tersebut.

3. Mengukuhkan Ideologi Pancasila

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila menegaskan kembali bahwa Pancasila merupakan dasar negara yang kuat dan tidak bisa digantikan oleh ideologi lain. Pancasila telah terbukti menjadi pedoman hidup bangsa Indonesia dalam menghadapi berbagai ancaman. Melalui upacara ini, komitmen terhadap Pancasila semakin diperteguh.

4. Menjaga Persatuan dan Kesatuan

Selain mengenang sejarah, peringatan ini juga menjadi pengingat bagi seluruh rakyat akan pentingnya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Ancaman perpecahan dan masuknya ideologi lain harus selalu diwaspadai. Dengan semangat Hari Kesaktian Pancasila, masyarakat diajak untuk mempererat kebersamaan demi menjaga keutuhan NKRI.

5. Mengamalkan Nilai-Nilai Pancasila

Hari Kesaktian Pancasila juga bertujuan mengajak masyarakat untuk terus mengamalkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila. Nilai gotong royong, keadilan, musyawarah, dan persatuan harus diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, Pancasila benar-benar hadir sebagai pedoman dalam berbangsa dan bernegara.

6. Memperkuat Komitmen Nasional

Dalam upacara peringatan, pembacaan ikrar dan UUD 1945 dilakukan sebagai simbol memperkuat komitmen seluruh rakyat Indonesia. Hal ini menegaskan bahwa Pancasila dan UUD 1945 adalah fondasi utama dalam menjaga keutuhan NKRI. Semangat ini diharapkan mampu menyatukan seluruh elemen bangsa dalam menghadapi tantangan di masa depan.

Baca Juga: Hari Kesaktian Pancasila 2025 Apakah Libur? Cek di Sini

Meneguhkan Semangat Pancasila di Setiap Langkah

Peringatan Hari Kesaktian Pancasila bukan hanya untuk mengenang sejarah, tetapi juga sebagai pengingat bahwa ideologi bangsa ini telah teruji oleh berbagai tantangan. Pancasila terbukti mampu menjadi pedoman yang menjaga keutuhan bangsa Indonesia hingga saat ini.

Melalui momentum ini, seluruh masyarakat diharapkan semakin sadar akan pentingnya mengamalkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Persatuan, keadilan, dan gotong royong adalah kunci agar bangsa Indonesia tetap kokoh menghadapi berbagai perubahan zaman.

Mari jadikan Hari Kesaktian Pancasila sebagai pengingat untuk terus menjaga persatuan dan memperkuat komitmen nasional. Jika menurut Sobat Mada artikel ini bermanfaat, jangan lupa bagikan ke teman, keluarga, atau media sosial agar semangat Pancasila terus menyebar ke seluruh lapisan masyarakat.

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top