Pengertian Guru Menurut Para Ahli – Menjadi guru bukan sekadar berdiri di depan kelas lalu menjelaskan pelajaran. Lebih dari itu, guru adalah penuntun jiwa, penerang jalan, dan penyambung pengetahuan antar generasi. Banyak orang sukses hari ini berdiri kokoh karena dulu pernah dibentuk oleh tangan-tangan sabar seorang guru.
Namun, apa sebenarnya arti guru? Apakah hanya sebatas orang yang mengajar, atau lebih luas dari itu? Ternyata, banyak ahli pendidikan memiliki pandangan berbeda mengenai makna seorang guru. Setiap definisi memberikan sudut pandang yang unik tentang betapa luas dan mendalamnya peran guru.
Dalam artikel ini, kita akan membahas 15 pengertian guru menurut para ahli, lengkap dengan penjelasan dan makna mendalamnya. Tak hanya itu, di bagian akhir juga akan dibahas peran penting guru di dunia pendidikan modern. Yuk, simak bersama!
Pengertian Guru Secara Umum
Guru adalah seseorang yang memiliki tugas mulia: mendidik, mengajar, membimbing, melatih, serta menilai perkembangan peserta didik. Ia bukan hanya penyampai ilmu pengetahuan, tetapi juga pembentuk karakter dan nilai moral. Dalam dunia pendidikan, keberadaan guru adalah kunci utama keberhasilan pembelajaran.
Guru berperan penting dalam menumbuhkan rasa ingin tahu, kedisiplinan, dan semangat belajar. Setiap tindakan dan ucapannya menjadi contoh nyata bagi murid. Karena itu, profesi guru sering disebut sebagai profesi yang tidak hanya mengajar otak, tetapi juga menyentuh hati.
Baca juga: Kenali Peran Guru & Tugasnya dalam Kualitas Pendidikan
15 Pengertian Guru Menurut Para Ahli
1. Menurut Ki Hajar Dewantara
Menurut Ki Hajar Dewantara, guru adalah sosok yang menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak agar mereka dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya. Artinya, guru tidak memaksa atau mengendalikan, melainkan menuntun sesuai kemampuan anak. Pandangan ini menegaskan bahwa guru harus memahami karakter setiap peserta didik.
Guru bukan sekadar pengajar, tapi juga penuntun hidup. Ia membantu anak menemukan jati dirinya dan arah hidup yang benar. Konsep ini dikenal dengan falsafah pendidikan Ki Hajar: “Ing ngarso sung tulodo, ing madyo mangun karso, tut wuri handayani.”
2. Menurut Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005
Dalam Undang-Undang tersebut dijelaskan bahwa guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Definisi ini menegaskan guru sebagai profesi yang memiliki tanggung jawab besar dan kompetensi tertentu.
Guru tidak bisa asal mengajar; ia harus memiliki keahlian pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian. Semua ini diperlukan agar proses belajar mengajar berjalan efektif. Dengan kata lain, guru adalah tenaga profesional yang menciptakan perubahan nyata pada diri siswa.
3. Menurut Dri Atmanto (2003)
Dri Atmanto memandang guru sebagai tenaga profesional yang bertanggung jawab terhadap perkembangan siswa secara menyeluruh. Bukan hanya dalam bidang akademik, tetapi juga emosional, sosial, dan moral. Guru adalah sosok yang ikut menentukan arah perkembangan anak didiknya.
Dalam praktiknya, guru dituntut mampu menjadi pengajar sekaligus pembimbing. Ia harus tahu kapan memberi arahan, kapan memberi kebebasan, dan kapan menjadi pendengar yang baik. Semua ini menjadikan guru lebih dari sekadar profesi melainkan panggilan jiwa.
4. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000)
Menurut Syaiful Bahri Djamarah, guru adalah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Guru juga berperan membentuk kepribadian dan moral peserta didik agar menjadi manusia yang utuh.
Guru tidak hanya menyampaikan materi pelajaran, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kehidupan. Ia menjadi jembatan antara ilmu dan akhlak, antara logika dan rasa. Peran inilah yang menjadikan guru dihormati di setiap budaya dan zaman.
5. Menurut Sardiman A.M (2011)
Sardiman menyebut guru sebagai figur sentral dalam proses belajar mengajar. Ia bertindak sebagai fasilitator, motivator, sekaligus evaluator. Keberhasilan pembelajaran di kelas sangat bergantung pada kreativitas dan kompetensi seorang guru.
Guru juga berperan menumbuhkan semangat belajar siswa melalui pendekatan yang menyenangkan. Dengan gaya mengajar yang komunikatif dan inspiratif, guru mampu membuat suasana kelas hidup dan bermakna. Karena itu, guru disebut “jantung pendidikan.”
6. Menurut Mulyasa (2007)
Mulyasa menjelaskan bahwa guru adalah agen pembelajaran yang berperan strategis dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional. Guru menjadi ujung tombak perubahan dalam sistem pendidikan. Ia tidak hanya mengajar, tapi juga memotivasi dan menginspirasi peserta didik.
Dalam konteks ini, guru dituntut untuk terus belajar dan beradaptasi dengan perkembangan zaman. Dunia pendidikan yang terus berubah menuntut guru menjadi kreatif, inovatif, dan melek teknologi. Guru masa kini harus mampu menjembatani siswa menuju dunia masa depan yang lebih kompleks.
7. Menurut Ahmad Tafsir (2008)
Ahmad Tafsir mengartikan guru sebagai orang yang bertanggung jawab terhadap pendidikan peserta didik secara menyeluruh: intelektual, moral, dan spiritual. Ia bukan sekadar pemberi informasi, tapi juga pembimbing jiwa.
Guru berperan membangun keseimbangan antara ilmu dan akhlak. Melalui pendekatan moral dan spiritual, guru membantu siswa menemukan makna belajar. Inilah yang membedakan guru sejati dengan sekadar pengajar biasa.
8. Menurut Nana Sudjana (2004)
Nana Sudjana mendefinisikan guru sebagai orang yang memberikan pengetahuan dan keterampilan agar peserta didik dapat mengembangkan potensinya secara optimal. Guru membantu siswa menemukan kekuatan dan bakat terbaik mereka.
Ia juga menekankan pentingnya metode pembelajaran yang bervariasi agar siswa tidak bosan. Seorang guru yang baik bukan hanya pandai bicara, tapi juga pandai mendengarkan dan menyesuaikan diri dengan kebutuhan belajar murid.
9. Menurut Hamalik (2009)
Hamalik memandang guru sebagai pembimbing yang membantu peserta didik mencapai tujuan belajar. Guru harus menciptakan kondisi belajar yang menyenangkan dan bermakna. Ia juga menjadi pengarah yang mengajak siswa berpikir kritis dan reflektif.
Menurut Hamalik, keberhasilan pembelajaran bergantung pada interaksi positif antara guru dan siswa. Jadi, tugas guru bukan hanya mengajar, tetapi juga membangun hubungan yang harmonis agar proses belajar berjalan efektif.
10. Menurut John Dewey
John Dewey menilai guru sebagai pembimbing belajar yang bertugas menciptakan lingkungan belajar yang aktif dan partisipatif. Ia tidak hanya memberi jawaban, tapi menuntun siswa untuk menemukan jawabannya sendiri.
Konsep ini sangat modern — menempatkan guru sebagai fasilitator yang mendorong kemandirian berpikir. Dewey percaya bahwa belajar akan lebih bermakna jika siswa terlibat langsung dalam prosesnya. Karena itu, guru harus mampu membangun suasana kelas yang interaktif dan dinamis.
11. Menurut Hasibuan (2005)
Menurut Hasibuan, guru adalah seseorang yang memiliki tanggung jawab mendidik dan mengajar untuk mengubah perilaku ke arah yang lebih baik. Pendidikan bukan sekadar soal nilai, tapi juga tentang pembentukan sikap dan kepribadian.
Guru menjadi agen perubahan yang menanamkan nilai-nilai positif kepada peserta didik. Dengan bimbingan guru, siswa diharapkan tumbuh menjadi individu yang beretika dan bermanfaat bagi masyarakat.
12. Menurut Sutopo (2000)
Sutopo menyebut guru sebagai penggerak utama dalam proses pembelajaran yang mengarahkan siswa agar mampu berpikir kritis dan kreatif. Guru tidak boleh hanya menekankan hafalan, tapi harus melatih kemampuan berpikir tingkat tinggi.
Ia menjadi penyemangat sekaligus penuntun agar siswa berani berpendapat dan berinovasi. Dengan begitu, guru tidak hanya melahirkan murid pandai, tetapi juga generasi problem solver yang siap menghadapi tantangan zaman.
13. Menurut Mohammad Ali (2008)
Mohammad Ali menegaskan bahwa guru adalah tenaga profesional yang tidak hanya mentransfer ilmu, tetapi juga menanamkan nilai dan sikap sesuai norma kehidupan. Guru adalah cerminan moral yang dijadikan contoh oleh murid.
Ia memandang guru sebagai penggerak perubahan sosial melalui pendidikan. Oleh karena itu, kualitas guru menentukan kualitas bangsa. Guru yang berintegritas akan melahirkan generasi yang berkarakter kuat.
14. Menurut Zakiah Daradjat
Menurut Zakiah Daradjat, guru memiliki tanggung jawab besar dalam membentuk kepribadian dan akhlak peserta didik sesuai nilai-nilai agama. Guru adalah panutan moral yang membimbing murid menuju perilaku terpuji.
Peran spiritual ini sangat penting di tengah tantangan moral generasi muda. Guru tidak hanya mendidik otak, tapi juga menuntun hati agar siswa tumbuh menjadi manusia beriman dan berakhlak mulia.
15. Menurut Oemar Hamalik (2001)
Oemar Hamalik berpendapat bahwa guru adalah tenaga profesional yang mengelola proses pembelajaran agar terjadi perubahan perilaku pada peserta didik. Guru menjadi perancang, pelaksana, dan pengendali proses belajar mengajar.
Ia berperan penting dalam menciptakan pengalaman belajar yang bermakna dan menyenangkan. Dalam pandangan Hamalik, guru harus kreatif dalam menyusun strategi agar pembelajaran tidak membosankan dan mampu mencapai hasil maksimal.
Baca juga: 9 Tujuan Pendidikan Nasional Indonesia, Guru Wajib Tahu!
Peran Guru dalam Dunia Pendidikan
Guru memiliki banyak peran penting dalam membentuk generasi cerdas dan berkarakter. Ia menjadi pendidik, pengajar, pembimbing, sekaligus motivator bagi peserta didik. Setiap peran yang dimainkan guru memberikan dampak besar terhadap kualitas pendidikan di sekolah maupun masyarakat.
Guru juga harus adaptif terhadap perkembangan teknologi dan kurikulum. Di era digital seperti sekarang, peran guru semakin kompleks bukan hanya sebagai sumber informasi, tetapi juga sebagai pengarah dalam memilah informasi yang benar. Guru adalah garda depan dalam menjaga kualitas pendidikan di tengah perubahan zaman.
Dari berbagai pandangan para ahli, kita dapat menyimpulkan bahwa guru adalah sosok yang memiliki peran luar biasa dalam mencerdaskan dan membentuk karakter bangsa. Ia bukan hanya pengajar, tetapi juga inspirator, pembimbing, dan panutan.
Setiap langkah kecil seorang guru bisa berdampak besar bagi masa depan muridnya. Maka, menghargai guru bukan sekadar ucapan “terima kasih”, tetapi juga dengan meneladani nilai-nilai yang ia ajarkan.

Owner Presmada.








