Dalam sektor pendidikan, istilah “siswa sulit diatur” bukanlah hal baru. Banyak pendidik, guru kelas, dan bahkan orang tua mengeluh tentang perilaku siswa yang dianggap sebagai penentang. Mereka dianggap nakal karena sering melanggar peraturan. Namun, apakah semuanya semudah itu?
Mungkin saja, perilaku sulit diatur tersebut muncul karena faktor yang lebih mendalam. Seperti misalnya kebutuhan akan perhatian, tekanan di rumah, atau ketidakcocokan dengan metode pembelajaran di sekolah. Setiap siswa memiliki cara tersendiri untuk mengekspresikan diri. Terkadang, mereka yang tampak “nakal” sebenarnya sedang berusaha menemukan tempat di mana mereka dapat dipahami.
Alih-alih langsung memberikan penilaian negatif, penting untuk menanggapi mereka lebih dulu. Ajak mereka berbicara, dengarkan apa yang mereka rasakan, dan ciptakan ruang untuk pertumbuhan. Dukungan emosional sering kali lebih efektif dibandingkan dengan hukuman. Oleh karena itu, Sobat Mada perlu memahami penyebab dan cara mengatasi siswa yang sulit diatur.
Beberapa Penyebab Siswa yang Sulit Diatur
Setiap tindakan siswa pasti memiliki latar belakang. Ketika seorang siswa terlihat sulit untuk diatur, itu tidak berarti mereka otomatis bisa disebut nakal atau bandel. Sering kali, ada faktor-faktor tersembunyi yang memengaruhi perilaku mereka di lingkungan sekolah. Berikut adalah beberapa alasan umum yang dapat menjelaskan mengapa siswa terkadang sulit untuk diatur:
1. Kurangnya Perhatian
Banyak siswa menunjukkan perilaku negatif karena merasa diabaikan, baik di rumah maupun di sekolah. Mereka ingin diperhatikan, tetapi tidak tahu cara yang sesuai. Akibatnya, mereka memilih cara-cara yang sangat ekstrem seperti melawan, berbicara saat guru menjelaskan, atau mengabaikan tugas.
2. Masalah Keluarga
Keadaan di rumah sangat berpengaruh terhadap emosi anak. Pertikaian antara orang tua, tekanan finansial, atau kurangnya kasih sayang dapat membuat siswa membawa beban emosional ke sekolah. Hal ini menyebabkan mereka menjadi mudah marah, kehilangan fokus, atau menolak bekerja sama karena pikiran mereka tidak tenang.
3. Ketidaknyamanan dengan Sistem Pembelajaran
Setiap anak memiliki gaya belajar yang unik. Ada yang senang bergerak, sementara yang lain cepat merasa bosan jika terlalu lama duduk. Apabila sistem pendidikan terlalu ketat dan tidak memberikan ruang untuk berekspresi, siswa dapat merasakan tekanan dan menjadi terbangkang.
4. Pengaruh Lingkungan Teman
Teman sebaya memiliki pengaruh yang besar, terutama pada usia remaja. Jika seorang siswa bergaul dengan teman-teman yang sering melanggar peraturan, mereka dapat terpengaruh untuk melakukan hal yang sama. Terkadang, mereka melakukannya semata-mata agar diterima dalam kelompok.
5. Kurangnya Hubungan yang Baik dengan Guru
Siswa cenderung lebih patuh pada guru yang mereka sukai dan hargai. Jika hubungan emosional dengan guru tidak dekat atau mereka merasa tidak aman, akan sulit bagi mereka untuk mengikuti arahan. Sikap guru yang terlalu kaku tanpa pendekatan personal dapat menjauhkan siswa dan membuat mereka melawan.
6. Kebutuhan Khusus yang Tidak Terlihat
Seringkali, siswa mengalami kesulitan seperti perhatian terpusat (ADHD), disleksia, atau masalah emosional yang belum terdiagnosis. Hal ini membuat mereka dipandang tidak patuh, padahal sebenarnya mereka mengalami kesulitan untuk mengikuti pelajaran dengan cara yang normal.
7. Kurangnya Pemahaman Tentang Aturan
Tidak semua siswa mengerti alasan di balik peraturan sekolah. Jika peraturan hanya disampaikan sebagai larangan tanpa penjelasan, siswa dapat menganggapnya remeh. Ketika mereka mengetahui “apa” yang dilarang tetapi tidak memahami “mengapa”, mereka cenderung melanggar aturan tersebut.
Baca Juga: 12 Cara Mengatasi Rasa Malas Belajar Agar Prestasi Naik Drastis!
13 Cara Mengatasi Anak yang Sulit Diatur
Menghadapi siswa yang sulit diatur dapat menjadi tantangan tersendiri bagi guru dan orang tua. Namun, penting untuk diingat bahwa di balik setiap perilaku yang “menyulitkan”, selalu ada alasan yang harus dipahami. Berikut ini adalah 13 tips yang bisa Sobat Mada praktikan untuk membimbing siswa menjadi lebih kooperatif dan memiliki sikap positif baik di kelas maupun di rumah.
1. Membangun Hubungan Emosional yang Kuat
Siswa akan lebih terbuka untuk diarahkan jika mereka merasa dihargai, dicintai, dan merasa aman secara emosional. Sambut mereka, ingat namanya, dan tunjukkan bahwa kamu peduli.
2. Dengar dengan Penuh Empati
Hindari langsung mengambil kesimpulan. Usahakan untuk mendengarkan penjelasan mereka saat melanggar aturan. Terkadang, mereka hanya membutuhkan tempat untuk berbagi.
3. Tentukan Aturan yang Jelas dan Konsisten
Anak-anak memerlukan kejelasan. Aturan yang jelas dan diterapkan dengan konsisten akan membantu mereka memahami batasan.
4. Tunjukkan Ketegasan, Bukan Perilaku Agresif
Ketegasan berarti konsisten dengan nilai-nilai tanpa harus berteriak atau marah. Seorang pendidik yang tenang dan adil malah lebih dihargai karena menunjukkan pengendalian diri dan rasa percaya diri. Sikap seperti ini menyebabkan siswa merasa dihargai, bukan tertekan, sehingga mereka lebih cenderung mematuhi aturan.
5. Gunakan Pendekatan yang Positif
Tekankan pada hal-hal baik yang telah mereka lakukan, meskipun kecil. Dukungan dapat memotivasi mereka untuk terus berperilaku positif.
6. Ciptakan Suasana Belajar yang Menarik
Kelas yang terlalu kaku dapat menimbulkan kebosanan. Sertakan aktivitas yang menyenangkan, diskusi kelompok, atau permainan edukatif agar siswa lebih berpartisipasi dan terlibat.
7. Libatkan Siswa dalam Penetapan Aturan
Ketika siswa terlibat dalam merancang aturan, mereka akan merasa lebih bertanggung jawab dan lebih enggan untuk melanggarnya.
8. Kenali Gaya Belajar Siswa
Tidak semua siswa memiliki cara belajar yang sama. Beberapa mungkin lebih suka visual, audio, atau praktik langsung. Sesuaikan pendekatanmu untuk mengakomodasi perbedaan ini.
9. Bangun Kerja Sama dengan Orang Tua
Komunikasi dengan orang tua sangat krusial. Dengan bekerja sama, cara pendekatan di rumah dan sekolah dapat berjalan seiring.
10. Hindari Menanggapi Emosi dengan Emosi
Ketika siswa menunjukkan kemarahan, jangan terpengaruh oleh emosi mereka. Tetaplah tenang agar situasi tidak semakin memburuk dan kamu dapat berpikir jernih.
11. Berikan Tugas Sesuai dengan Kemampuan
Tugas yang terlalu berat dapat menyebabkan stres dan frustrasi pada siswa. Berikan mereka tantangan yang realistis dan dukungan yang diperlukan.
12. Jadilah Teladan yang Baik
Siswa cenderung meniru. Tunjukkan sikap sabar, adil, dan jujur. Mereka belajar tidak hanya dari materi pelajaran, tetapi juga melalui contoh nyata.
13. Libatkan Konselor Sekolah jika Diperlukan
Jika kamu merasa telah melakukan berbagai cara namun tidak berhasil, tidak ada salahnya untuk mencari bantuan profesional. Konselor dapat membantu dalam menggali permasalahan lebih dalam.
Baca Juga: Motivasi Belajar Siswa, Faktor dan 8 Cara Meningkatkannya
Mendampingi Perilaku Siswa dengan Pendekatan yang Lebih Bersabahat
Menghadapi anak dengan sikap sulit bukanlah sebuah tugas yang simpel, terutama ketika mereka sudah mendapat sebutan “sulit diatur”. Namun, di balik perilaku yang terlihat nakal itu, sering kali terdapat berbagai penyebab dari kebutuhan emosional yang tidak terpenuhi, kondisi di rumah yang menekan, hingga cara belajar yang tidak sesuai. Menanggapi situasi ini dengan kemarahan atau ancaman dapat memperburuk suasana.
Anak-anak, terutama yang berada di usia sekolah, sedang dalam tahap pembentukan identitas. Ketika mereka menunjukkan perilaku yang tak terkendali, bukan berarti mereka sengaja menimbulkan masalah. Oleh karena itu, sangat penting bagi guru dan orang tua untuk menggunakan pendekatan yang sabar, penuh empati, dan sadar.
Ketegasan masih diperlukan, tetapi harus disampaikan dengan ketenangan dan konsistensi. Bukan melalui teriakan, melainkan dengan menetapkan batasan yang jelas dan saling dihormati. Ruang belajar yang positif, komunikasi dua arah, dan penguatan perilaku baik akan lebih berhasil dalam membentuk sikap anak yang bertanggung jawab. Jangan lupa juga untuk melibatkan konselor atau pihak sekolah jika perlu.
Mengubah perspektif kita terhadap siswa yang “sulit diatur” dapat menjadi langkah awal untuk mencapai perubahan yang signifikan. Bukan dengan hukuman, melainkan melalui pemahaman. Bukan dengan menyalahkan, melainkan dengan mendampingi.
Nah di atas adalah 13 tips untuk mengatasi siswa yang sulit diatur. Apakah kalian sudah menemukan metode yang paling sesuai untuk menghadapi siswa yang sulit diatur di atas? Silakan tuliskan pendapat Sobat Mada di bagian komentar! Sebarkan artikel ini kepada teman, keluarga, atau siapa saja yang sedang menghadapi kesulitan dalam mengelola siswa yang sulit diatur.







