12 Adab Murid Terhadap Guru Menurut Imam Al-Ghazali

12-Adab-Murid-Terhadap-Guru

12 Adab Murid Terhadap Guru – Di zaman serba digital seperti sekarang, anak-anak dengan mudah menyerap informasi dari mana saja—YouTube, media sosial, bahkan dari lingkungan sekitar. Tapi sayangnya, tidak semua anak diajarkan tentang adab, padahal ini adalah akar dari keberhasilan dalam menuntut ilmu. Adab membuat ilmu menjadi berkah, dan karakter anak terbentuk dengan baik.

Guru bukan sekadar pengajar, tapi juga sosok panutan dan pembimbing kehidupan. Dari merekalah anak belajar bukan hanya membaca atau berhitung, tapi juga bagaimana bersikap, berbicara, dan menghargai orang lain. Itulah mengapa, menghormati guru adalah bagian dari keimanan dan moralitas yang tinggi.

Bunda bisa mulai menanamkan nilai ini sejak dini, bahkan sebelum anak masuk sekolah. Dengan cara sederhana dan konsisten, anak akan terbiasa bersikap santun kepada gurunya. Yuk, kita bahas satu per satu 12 adab murid terhadap guru, serta pandangan Imam Al-Ghazali tentang pentingnya adab bagi penuntut ilmu.

Apa yang dimaksud dengan adab dalam pandangan Al-Ghazali?

Menurut Imam Al-Ghazali, adab adalah cerminan kesucian hati dan kebersihan jiwa seseorang. Dalam kitab Ihya’ Ulumuddin, beliau menjelaskan bahwa adab adalah bagian dari jalan menuju ilmu yang bermanfaat. Seseorang yang berilmu tanpa adab ibarat pohon tinggi tanpa akar—mudah roboh dan tak berbuah.

Imam Al-Ghazali juga menegaskan, adab harus didahulukan sebelum ilmu. Sebab dengan adab, seseorang akan menghormati gurunya, mengamalkan ilmunya dengan benar, dan tidak sombong atas pengetahuan yang dimiliki. Maka dari itu, penting sekali bagi anak-anak untuk memahami bahwa menghormati guru adalah bagian dari menuntut ilmu dengan hati yang bersih.

Baca juga: Gerakan 7 Kebiasaan Anak Indonesia Hebat dan Dukungan Guru

Apa yang tidak boleh dilakukan kepada guru?

Dalam Islam, murid tidak boleh bersikap kasar, menyepelekan, atau menentang guru dengan nada tinggi. Imam Al-Ghazali bahkan menasihati agar murid tidak berjalan di depan gurunya, tidak duduk di tempat guru, dan tidak memulai pembicaraan tanpa izin. Semua itu adalah bentuk menjaga kehormatan guru.

Selain itu, murid juga tidak boleh menyebarkan keburukan guru, menggunjing, atau mempermalukannya di depan orang lain. Sikap seperti ini bisa menghilangkan keberkahan ilmu. Adab kepada guru bukan hanya ketika berada di kelas, tapi juga di luar sekolah—baik dalam perkataan, tulisan, maupun perilaku.

Peran guru menurut Imam Al-Ghazali

Imam Al-Ghazali memandang guru sebagai penerus tugas para nabi. Tugas guru bukan hanya menyampaikan ilmu, tetapi juga membimbing murid agar mengenal kebenaran dan menjauhi keburukan. Seorang guru mengajarkan ilmu lahir (pengetahuan dunia) sekaligus ilmu batin (akhlak dan adab).

Karena itu, murid harus menghormati guru sebagaimana menghormati orang tua sendiri. Dalam pandangan Al-Ghazali, guru adalah cahaya bagi hati murid. Tanpa guru, ilmu hanya menjadi hafalan tanpa makna. Maka, menghormati guru berarti menghargai ilmu dan menghormati sumber kebaikan itu sendiri.

Baca juga: 10+ Peran Guru dalam Pendidikan Nilai Siswa yang Berkarakter

12 Adab Murid Terhadap Guru yang Perlu Diajarkan Sejak Dini

1. Mengucapkan salam saat bertemu guru

Ajarkan anak untuk selalu menyapa dan mengucapkan salam dengan penuh sopan santun setiap kali bertemu guru. Salam bukan hanya sapaan, tapi juga doa agar kedua belah pihak mendapatkan keberkahan. Dengan membiasakan anak mengucapkan salam, mereka belajar untuk menghormati dan menebar kebaikan sejak awal pertemuan.
Selain itu, ucapan salam menumbuhkan kedekatan dan rasa hormat antara murid dan guru. Anak yang terbiasa memberi salam akan terlihat lebih santun, ramah, dan berakhlak baik di mata gurunya.

2. Mendengarkan guru dengan sungguh-sungguh

Salah satu bentuk adab utama adalah mendengarkan ketika guru berbicara. Anak perlu belajar untuk tidak memotong pembicaraan dan tidak sibuk sendiri ketika guru menjelaskan. Saat anak fokus mendengarkan, ia sedang melatih diri untuk sabar dan menghargai waktu orang lain.
Guru akan merasa dihargai ketika muridnya memperhatikan dengan baik, dan ini membuat suasana belajar menjadi lebih nyaman. Ingatkan anak bahwa ilmu mudah masuk ke hati yang tenang dan menghormati, bukan yang sibuk sendiri.

3. Tidak membantah guru

Bunda bisa menjelaskan bahwa membantah guru dengan nada tinggi adalah hal yang tidak sopan. Kalau anak tidak setuju atau bingung dengan penjelasan, ajarkan cara bertanya yang baik seperti, “Bu, saya belum paham bagian ini, boleh dijelaskan lagi?”
Dengan begitu, anak tetap bisa mengutarakan pendapat tanpa kehilangan adab. Sikap rendah hati seperti ini membuat guru merasa dihargai dan lebih senang membimbing. Anak yang terbiasa sopan saat berbeda pendapat akan tumbuh menjadi pribadi dewasa dan bijaksana.

4. Menjaga ucapan di depan guru

Kata-kata adalah cerminan dari hati. Anak perlu tahu bahwa berbicara sopan kepada guru bukan sekadar formalitas, tapi tanda kecerdasan emosional. Hindari ucapan yang menyinggung, mengejek, atau menyepelekan arahan guru.
Bunda bisa memberi contoh langsung di rumah dengan berbicara sopan kepada orang tua, kakak, atau tetangga. Dengan begitu, anak belajar bahwa tutur kata baik adalah kebiasaan yang harus dijaga, bukan hanya di sekolah tapi di mana pun berada.

5. Menjaga sikap tubuh di hadapan guru

Sikap tubuh juga mencerminkan rasa hormat. Misalnya, duduk tegak saat guru mengajar, tidak selonjoran, atau tidak memainkan benda saat pelajaran berlangsung. Anak yang terbiasa menjaga posisi tubuh akan terlihat sopan dan siap menerima ilmu.
Guru biasanya bisa menilai murid dari cara mereka duduk dan menatap. Jadi, ajarkan anak untuk bersikap tenang, tidak gelisah, dan menatap dengan penuh perhatian. Ini melatih konsentrasi sekaligus etika sosial yang baik.

6. Tidak berbicara atau bermain saat guru mengajar

Waktu belajar adalah waktu untuk fokus. Bermain, bercanda, atau mengobrol dengan teman saat guru menjelaskan adalah bentuk ketidakhormatan. Jelaskan kepada anak bahwa ketika guru sedang berbicara, ia harus diam, mendengarkan, dan mencatat hal penting.
Sikap ini menunjukkan kedisiplinan dan kesungguhan. Murid yang fokus saat guru mengajar akan lebih cepat memahami materi dan mendapatkan nilai yang baik, bukan hanya di rapor, tapi juga dalam adab.

7. Meminta izin sebelum berbicara atau keluar kelas

Hal sederhana seperti mengangkat tangan sebelum berbicara mengajarkan anak untuk sabar dan menghormati aturan. Begitu pula saat ingin keluar kelas, meminta izin kepada guru adalah tanda sopan santun.
Kebiasaan ini melatih anak untuk tidak bertindak sesuka hati. Ia belajar bahwa setiap ruang memiliki aturan dan setiap orang berhak dihormati. Dalam jangka panjang, kebiasaan ini membentuk karakter disiplin yang sangat berguna di kehidupan.

8. Membantu guru jika dibutuhkan

Bunda bisa menanamkan sikap peduli dengan membiasakan anak membantu guru, misalnya membawa buku, menghapus papan tulis, atau menata meja kelas. Sekilas sederhana, tapi ini menunjukkan rasa hormat dan tanggung jawab.
Anak yang terbiasa membantu tanpa disuruh akan tumbuh menjadi pribadi yang ringan tangan dan berempati. Guru pun akan merasa senang memiliki murid yang peduli dan sopan dalam tindakan.

9. Tidak menjelekkan guru di luar kelas

Zaman sekarang, anak sering mengeluh atau bercanda soal guru di media sosial. Jelaskan bahwa hal itu tidak baik dan bisa menyakiti hati orang lain. Menghormati guru juga berarti menjaga nama baiknya, meski di luar sekolah.
Anak perlu belajar untuk berbicara dengan bijak dan tidak menebar gosip. Jika ada masalah, lebih baik disampaikan dengan sopan kepada guru atau wali kelas, bukan dibicarakan sembarangan.

10. Menyimak nasihat guru dengan hati terbuka

Terkadang guru menegur karena sayang, bukan karena marah. Bunda bisa menjelaskan hal ini agar anak tidak mudah tersinggung. Dengarkan nasihat guru dengan tenang dan pikirkan maksud baik di balik setiap kata.
Dengan sikap ini, anak belajar rendah hati dan mau memperbaiki diri. Nasihat guru adalah bentuk perhatian agar murid bisa tumbuh menjadi pribadi lebih baik.

11. Berdoa untuk guru

Berdoa untuk guru adalah bentuk rasa terima kasih. Anak bisa diajarkan mendoakan gurunya setiap selesai salat, agar diberi kesehatan dan kesabaran dalam mendidik. Doa tulus dari murid bisa menjadi keberkahan besar bagi keduanya.
Dengan begitu, anak belajar menghargai orang yang telah berjasa dalam hidupnya. Nilai ini akan menumbuhkan empati dan kebaikan hati.

12. Menghormati guru meski sudah lulus

Adab kepada guru tidak berhenti ketika sekolah berakhir. Murid yang berakhlak akan tetap menyapa, mengunjungi, atau sekadar mengirim kabar kepada gurunya. Ini menunjukkan rasa hormat yang abadi.
Guru akan merasa bangga ketika melihat mantan muridnya masih menghargai dan mengenangnya. Bunda bisa menanamkan nilai ini dengan menceritakan kembali jasa guru Bunda dulu, agar anak meneladani hal yang sama.

Adab Membawa Keberkahan Ilmu

Mengajarkan adab terhadap guru bukan sekadar membentuk anak yang sopan di sekolah, tapi juga pribadi yang berkarakter di masa depan. Ilmu tanpa adab tidak akan membawa manfaat, sedangkan adab yang baik akan membuka pintu keberkahan dan kesuksesan.

Yuk, Bunda, mulai biasakan anak untuk menghormati gurunya, mendengarkan dengan hati, dan berperilaku santun setiap hari. Karena dari adab yang baik, lahirlah generasi berilmu, berakhlak, dan penuh kasih.

Bimbel Presmada

Leave a Comment

Your email address will not be published. Required fields are marked *

Scroll to Top