Cara mengendalikan emosi anak adalah hal penting yang sering kali membuat para orang tua kebingungan. Anak yang mudah marah atau menangis berlebihan bukan berarti nakal. Mereka hanya belum bisa mengekspresikan perasaan dengan cara yang tepat. Saat emosi anak tidak terkontrol, suasana rumah pun bisa jadi tegang. Banyak orang tua akhirnya ikut terbawa emosi, padahal hal itu justru memperburuk keadaan.
Nah, dengan memahami cara yang tepat, Sobat Mada bisa membantu anak belajar mengatur diri dan menyalurkan emosinya dengan sehat. Artikel ini akan mengulas langkah-langkah praktis, lembut, dan terbukti efektif dalam mengendalikan emosi anak. Yuk, kita bahas satu per satu!
Anak-anak sejatinya masih belajar mengenal dunia dan dirinya sendiri. Mereka belum bisa sepenuhnya memahami perasaan yang muncul di dalam diri mereka. Saat kecewa, takut, atau lelah, anak bisa bereaksi dengan menangis, menjerit, atau marah. Itu semua adalah bentuk komunikasi emosional yang wajar. Namun, jika tidak diarahkan, anak bisa tumbuh menjadi pribadi yang sulit mengendalikan diri.
Sebagai orang tua, Sobat Mada perlu memahami bahwa emosi bukan musuh. Emosi adalah bagian alami dari diri manusia. Tantangannya bukan menekan emosi, tapi mengarahkannya dengan bijak. Dengan memahami pola emosi anak, Bunda bisa menciptakan lingkungan yang lebih harmonis dan penuh kasih sayang. Jadi, yuk mulai kenali dan latih cara mengendalikan emosi anak dari hal-hal kecil di keseharian.
Baca juga: 10+ Cara Mengatasi Siswa yang Nakal di Sekolah
20+ Cara Mengendalikan Emosi Anak
Setiap anak pasti pernah marah, menangis, atau merasa kecewa. Itu semua wajar karena mereka masih belajar mengenali perasaan sendiri. Namun, jika emosi anak dibiarkan tanpa arahan, mereka bisa kesulitan mengontrol diri saat menghadapi masalah. Yuk, pelajari langkah-langkahnya satu per satu!
1. Kenali Penyebab Emosi Anak
Langkah pertama yang harus dilakukan adalah mencari tahu penyebab di balik emosi anak. Apakah karena lapar, lelah, cemburu, atau merasa tidak dipahami? Anak kecil sering kali mengekspresikan perasaan dengan cara yang tidak bisa dijelaskan lewat kata-kata. Sobat Mada perlu mengamati dan memahami pemicunya. Dengan begitu, penanganannya akan lebih tepat. Jangan buru-buru menyalahkan anak, tapi pahami situasinya dulu.
2. Validasi Perasaan Anak
Saat anak marah atau sedih, jangan langsung memintanya diam. Tunjukkan empati dan katakan, “Bunda tahu kamu sedang marah ya?” Dengan begitu, anak merasa dimengerti. Validasi perasaan membuat anak tahu bahwa emosi bukan hal yang salah. Ini juga membantu mereka merasa aman untuk mengungkapkan apa yang dirasakan tanpa takut dimarahi.
3. Jadilah Contoh dalam Mengelola Emosi
Anak belajar dari melihat. Jika Bunda bisa tetap tenang saat menghadapi masalah, anak pun akan meniru. Tunjukkan bagaimana cara mengendalikan diri dengan berbicara lembut dan tidak terburu-buru. Ketika anak melihat orang tuanya sabar, mereka akan meniru perilaku tersebut secara alami.
4. Ajarkan Anak Mengenali Nama Emosi
Ajak anak mengenal jenis-jenis emosi seperti senang, marah, takut, atau kecewa. Gunakan bahasa sederhana. Misalnya, “Kamu kelihatan sedih ya karena mainannya rusak?” Dengan begitu, anak mulai bisa mengenali dan menyebutkan emosinya. Ini langkah penting untuk membantu anak mengontrol perasaan sendiri.
5. Ajak Anak Bernafas Tenang
Mengatur napas bisa membantu menenangkan emosi. Saat anak marah, ajak ia menarik napas dalam dan menghembuskannya perlahan. Bisa juga sambil dihitung, seperti “Tarik napas satu… dua… tiga… hembuskan.” Cara sederhana ini terbukti efektif membantu anak mengontrol kemarahan.
6. Gunakan Cerita dan Dongeng
Anak lebih mudah memahami pesan lewat cerita. Sobat Mada bisa bercerita tentang tokoh yang bisa mengendalikan emosi atau belajar bersabar. Misalnya, kisah kura-kura yang tenang menghadapi masalah. Melalui cerita, anak belajar nilai kesabaran dan pengendalian diri tanpa merasa digurui.
Baca juga: 12+ Cara Mengatasi Malas Belajar pada Siswa di Sekolah
7. Ciptakan Rutinitas yang Teratur
Anak yang punya rutinitas teratur biasanya lebih stabil emosinya. Jadwal makan, tidur, dan bermain yang teratur membantu anak merasa aman. Jika rutinitas berubah tiba-tiba, anak bisa merasa tidak nyaman dan emosinya mudah meledak. Jadi, pastikan anak memiliki rutinitas yang konsisten setiap hari.
8. Gunakan Sentuhan dan Pelukan
Pelukan adalah bahasa cinta paling universal. Saat anak menangis atau marah, peluklah ia dengan lembut. Sentuhan fisik bisa menenangkan sistem saraf dan membuat anak merasa aman. Kadang, pelukan lebih ampuh daripada kata-kata panjang lebar.
9. Hindari Mengancam atau Membentak
Membentak hanya akan membuat anak semakin takut dan tidak mengerti. Sebaliknya, gunakan nada tenang namun tegas. Misalnya, “Bunda tahu kamu kesal, tapi kita bisa bicarakan baik-baik, ya.” Dengan begitu, anak belajar bahwa marah boleh, tapi tetap harus menghormati orang lain.
10. Ajak Anak Mengekspresikan Emosi Lewat Kegiatan Positif
Salurkan emosi anak lewat kegiatan seperti menggambar, menulis, atau bermain musik. Kegiatan kreatif membantu anak meluapkan perasaan tanpa menyakiti diri sendiri atau orang lain. Selain itu, anak juga belajar menyalurkan energi emosinya dengan cara yang sehat.
11. Gunakan Waktu Tenang (Time-Out)
Time-out bukan hukuman, tapi kesempatan bagi anak untuk menenangkan diri. Buatlah area tenang di rumah dengan bantal atau mainan lembut. Saat anak mulai emosi, ajak ia ke sana untuk istirahat sejenak. Setelah tenang, ajak berbicara dari hati ke hati.
12. Beri Pujian Saat Anak Mampu Mengendalikan Diri
Setiap kali anak berhasil menahan marah atau memilih untuk berbicara dengan baik, berilah pujian. Misalnya, “Bunda bangga kamu bisa tenang tadi.” Pujian seperti ini memperkuat perilaku positif dan membuat anak ingin mengulanginya.
13. Ajarkan Anak Doa atau Teknik Relaksasi
Bagi keluarga yang religius, mengajarkan doa saat marah bisa sangat membantu. Selain itu, teknik relaksasi seperti peregangan ringan atau mendengarkan musik lembut juga bisa menenangkan emosi. Ajak anak mencari cara mana yang paling cocok untuknya.
Baca juga: 10+ Cara Mengatur Waktu Belajar Efektif buat Anak SD
14. Bangun Komunikasi yang Terbuka
Berbicaralah dengan anak setiap hari tentang apa yang ia rasakan. Jadikan percakapan ini sebagai kebiasaan. Anak yang terbiasa terbuka kepada orang tuanya cenderung lebih mudah mengelola emosi. Dengarkan tanpa menghakimi agar anak merasa dihargai.
15. Ajarkan Empati
Anak yang bisa berempati cenderung lebih mudah mengendalikan emosinya. Ajak anak memahami perasaan orang lain. Misalnya, “Kalau kamu pukul temanmu, dia pasti sedih, kan?” Dengan begitu, anak belajar menempatkan diri dan mengendalikan tindakan.
16. Hindari Label Negatif
Jangan pernah menyebut anak dengan kata seperti “nakal” atau “pemarah.” Label negatif hanya akan membuat anak percaya bahwa dirinya memang seperti itu. Fokuslah pada perilakunya, bukan pada sifatnya. Katakan, “Tadi kamu marah, ya? Yuk, kita cari cara supaya bisa lebih tenang.”
17. Beri Contoh Melalui Kisah
Kadang, anak lebih paham jika Sobat Mada menceritakan pengalaman pribadi. Ceritakan bagaimana Bunda mengendalikan emosi saat kesal atau kecewa. Cerita nyata membuat anak merasa lebih dekat dan termotivasi untuk mencoba hal yang sama.
18. Jaga Pola Asuh Konsisten
Ketidakkonsistenan membuat anak bingung. Jika hari ini boleh marah berlebihan tapi besok dimarahi, anak tak akan tahu batasnya. Pastikan semua anggota keluarga menerapkan aturan yang sama. Konsistensi membuat anak merasa aman dan tahu apa yang diharapkan darinya.
19. Beri Waktu dan Kesabaran
Mengendalikan emosi bukan hal yang instan. Butuh waktu bagi anak untuk belajar. Sobat Mada juga perlu sabar dan tidak mudah menyerah. Setiap anak punya ritme belajar yang berbeda. Yang penting, terus dampingi dengan penuh cinta.
20. Konsultasi dengan Ahli Jika Diperlukan
Jika anak sering mengalami ledakan emosi berlebihan, sulit dikendalikan, atau menyakiti diri sendiri, sebaiknya konsultasikan ke psikolog anak. Dengan bantuan ahli, Bunda bisa mendapatkan panduan yang lebih tepat untuk menangani kondisi tersebut.
Pegiat dunia pendidikan. Suka menulis artikel-artikel seputar pendidikan dan novel. Kini, ia sebagai kepala tim marketing Bimbel Presmada.








